PALANGAKA RAYA - Dalam rangka mendukung kelancaran dan keamanan pelaksanaan ibadah malam Paskah, personel Polsek Sabangau melaksanakan kegiatan monitoring di area kuburan Kristen, Jalan Matal, Kelurahan Sabaru, Kecamatan Sabangau, Kota Palangka Raya, Sabtu (19/4/2025) malam dan sampai Minggu (20/4/2025) dini hari.
Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 22.00 WIB hingga 02.30 WIB tersebut dipimpin oleh Aiptu Fe. Sihotang bersama Aipda Nasution dan Aipda Suprianto.
Mereka melakukan pengawasan serta memberikan rasa aman kepada masyarakat yang sedang menjalankan ibadah.
Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol. Dedy Supriadi, S.I.K., M.H., melalui Kapolsek Sabangau Iptu Ahmad Taufiq menyampaikan, Polri berkomitmen hadir di tengah masyarakat dalam setiap kegiatan keagamaan untuk menjamin situasi aman, nyaman, dan kondusif.
“Ini adalah bagian dari tugas kami untuk menjaga kerukunan serta mempererat hubungan dengan seluruh elemen masyarakat," ungkapnya.
(Era Suhertini)
PALANGKA RAYA – Suasana berbeda terlihat di sekitar kompleks pemakaman Km 12, Palangka Raya saat perayaan Paskah tiba. Ribuan warga berdatangan untuk berziarah dan mengenang orang-orang terkasih yang telah berpulang. Di tengah kesyahduan momen tersebut, hadir pula para penjual bunga, lilin, makanan, dan minuman dadakan yang ikut meramaikan suasana dengan harapan akan datangnya rezeki musiman.
Sejak pagi hari, lapak-lapak sederhana mulai bermunculan di pinggir jalan dan sekitar area pemakaman. Mereka menjajakan berbagai jenis bunga segar seperti krisan, mawar, dan sedap malam, lilin doa, serta aneka makanan ringan dan minuman segar bagi para peziarah.
“Biasanya saya jualan di pasar, tapi tiap Paskah saya pindah ke sini. Banyak yang beli bunga dan lilin untuk ditaruh di makam keluarga,” kata Bu Rini, salah satu pedagang bunga musiman.
Momen Paskah memang menjadi waktu khusus bagi masyarakat Kristen untuk berziarah ke makam keluarga. Tradisi ini membawa dampak ekonomi tersendiri bagi warga sekitar, terutama mereka yang memanfaatkan peluang dengan berjualan secara dadakan.
“Kami siapkan es kelapa, kue-kue kecil, juga air mineral. Biasanya habis dalam beberapa jam,” ujar Pak Johar, penjual minuman yang mengaku hanya buka lapak saat hari besar keagamaan.
Meski sederhana, semangat para pedagang ini patut diapresiasi. Dengan modal terbatas dan peralatan seadanya, mereka tetap berusaha memberikan pelayanan terbaik di tengah teriknya cuaca dan padatnya pengunjung.
Tak sedikit peziarah yang merasa terbantu dengan kehadiran para penjual ini.
“Kalau tidak ada yang jualan, kami harus bawa dari rumah. Kehadiran mereka sangat membantu,” ungkap Maria, salah satu peziarah asal Palangka Raya.
Paskah di Km 12 tahun ini menjadi bukan hanya momen spiritual dan refleksi, tapi juga ajang saling menguatkan antara sesama. Para peziarah datang membawa doa, dan para pedagang dadakan hadir membawa warna dan kehidupan di tengah suasana haru.
(Deddi)
PALANGKA RAYA – Peredaran minuman keras (miras) secara ilegal di Kota Palangka Raya disinyalir semakin marak, terutama dalam berbagai acara masyarakat seperti pesta pernikahan dan hajatan lainnya. Fenomena ini menjadi perhatian serius pihak legislatif, karena dianggap melanggar peraturan daerah dan berpotensi mengganggu ketertiban umum.
Belum lama ini, aparat penegak hukum melakukan razia terhadap pedagang miras ilegal di kawasan Jalan Mahir Mahar, yang diketahui beroperasi tanpa izin resmi. Hal ini menambah kekhawatiran akan dampak negatif dari praktik ilegal tersebut terhadap masyarakat.
Menanggapi masalah ini, Anggota Komisi I DPRD Kota Palangka Raya sekaligus Ketua Fraksi Partai Demokrat, Hatir Sata Tarigan, menegaskan bahwa penjualan miras diatur dengan ketat dalam peraturan daerah (Perda). Ia menyatakan bahwa hanya tempat usaha yang memiliki izin resmi yang diperbolehkan menjual minuman beralkohol tersebut.
“Peredaran miras ilegal harus dihentikan. Hanya tempat-tempat yang memiliki izin yang sah yang boleh menjual minuman beralkohol. Praktik ilegal ini jelas melanggar Perda dan bisa menimbulkan dampak buruk bagi ketertiban umum,” ujar Hatir.
Hatir juga meminta agar aparat penegak hukum lebih proaktif dalam melakukan pengawasan terhadap penjualan miras ilegal, serta menegakkan peraturan yang ada agar tidak merusak tatanan sosial di Kota Palangka Raya.
(Deddi)
PALANGKA RAYA – Momen Paskah tahun ini membawa gelombang besar umat Kristiani yang melakukan ziarah ke pemakaman keluarga di kawasan Pal 12 Palangka Raya. Antusiasme masyarakat yang tinggi membuat area tersebut mengalami kepadatan lalu lintas parah, bahkan sejak pagi hari hingga menjelang sore.
Jalan utama menuju kompleks pemakaman tampak dipadati kendaraan roda dua dan roda empat, yang mengular hingga lebih dari dua kilometer. Banyak pengendara terpaksa menunggu berjam-jam akibat arus kendaraan yang bergerak sangat lambat.
“Saya dari jam 08.00 pagi belum bisa masuk area pemakaman karena jalanan penuh. Banyak mobil parkir sembarangan juga,” keluh Andreas, peziarah asal Bukit Tunggal.
Minimnya petugas lalu lintas dan keterbatasan lahan parkir menjadi penyebab utama kemacetan. Banyak pengunjung yang memarkirkan kendaraan mereka di bahu jalan, membuat jalur semakin sempit dan sulit dilalui.
Selain itu, kehadiran penjual musiman di tepi jalan yang menjajakan bunga, lilin, serta makanan dan minuman, meskipun membantu kebutuhan peziarah, turut berkontribusi pada kemacetan karena peziarah berhenti mendadak untuk berbelanja.
“Kami senang ramai pembeli, tapi memang lalu lintas jadi padat. Harusnya ada pengaturan khusus saat Paskah,” ungkap Ibu Lina, salah satu penjual bunga dadakan.
Meski begitu, suasana di dalam area pemakaman tetap berjalan khidmat. Warga tetap melanjutkan tradisi tahunan ini untuk berdoa dan mengenang orang-orang terkasih yang telah tiada.
Pihak pemerintah diharapkan lebih sigap dalam mengantisipasi lonjakan pengunjung di masa mendatang, terutama dengan penambahan petugas, penataan lalu lintas, serta penyediaan kantong parkir khusus demi kelancaran dan kenyamanan bersama.
“Ini momen penting bagi umat, tapi juga harus tertib dan aman bagi semua pengguna jalan,” ujar Yuniarti, warga setempat yang turut memantau situasi.
Perayaan Paskah di Pal 12 membuktikan bahwa antusiasme masyarakat begitu besar. Tinggal bagaimana ke depan, pengaturan lebih baik dapat diterapkan agar ibadah tetap khusyuk tanpa gangguan kemacetan.
(Deddi)