YOGYAKARTA - Beragam atraksi seni dari Tionghoa dan juga akulturasi seni Tionghoa di Nusantara ditampilkan dalam perayaan Cap Go Meh, yang digelar di depan Klenteng Fuk Ling Miau, Yogyakarta. Diawali dengan atraksi barongsai, perayaan cap go meh juga diisi dengan penampilan Kiki, penanyi tunantera asal Surabaya yang membawakan lagu-lagu Mandarin. Kemudian disusul atraksi pencak silat yang dibawakan oleh anak-anak penyandang disablitas. Sejumlah komunitas yang beranggotakan campuran warga keturunan tiomnghoa dan etnis lain, juga memeriakan perayaan Cap Go Meh.
Cap Go Meh yang dalam dialek Hokkien berarti malam kelima belas menandai puncak rangkaian Tahun Baru Imlek bagi masyarakat Tionghoa. Perayaan ini sekaligus menutup rangkaian acara pekan budaya Tionghoa Yogyakarta yang berlangsung sejak 7 Februari lalu.
Selama satu pekan, berbagai kegiatan budaya dan sosial telah digelar, dengan tujuan mempererat hubungan antar komunitas dan mengangkat nilai-nilai toleransi serta kebersamaan di tengah masyarakat Yogyakarta yang multikultural.
Tidak hanya dipenuhi oleh warga Tionghoa, perayaan Cap Go Meh di Klenteng Fuk Ling Miau juga menarik perhatian masyarakat sekitar dan pengunjung dari luar kota.
Ketua Panitia Perayaan Cap Go Meh, Belly menyampaikan rasa terima kasih atas antusiasme masyarakat yang hadir dan turut meramaikan acara tersebut. Menurut Belly, perayaan ini tidak hanya menjadi momen penting bagi warga keturunan Tionghoa, namun juga menjadi ajang untuk memperkenalkan kekayaan budaya dan keragaman komunitas yang ada di Yogyakarta. Harapannya, klenteng fuk ling miau akan terus menjadi salah satu tempat yang menyatukan berbagai elemen budaya dan komunitas di Yogyakarta.
(Wempi Gunarto)
0 Comments