Kalteng

Dinas Lingkungan Hidup Karnaval FBIM Dengan Tema" Semangat Menuju Indonesia Emas 2045."

Palangka Raya - Gubernur Kalimantan Tengah H. Agustiar Sabran secara resmi membuka Karnaval Budaya Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) Tahun 2025, Bertempat di Bundaran Besar Palangka Raya, Minggu (18/5/2025). 

Pembukaan dilakukan Gubernur Kalteng Agustiar Sabran bersama Ketua TP-PKK Provinsi Kalimantan Tengah Aisyah Thisia Agustiar Sabran, dengan disaksikan ribuan warga yang memadati jalur karnaval. Antusiasme masyarakat tampak luar biasa, menyambut ragam atraksi budaya dari seluruh khususnya Kalimantan Tengah.

Dalam sambutannya, Gubernur Agustiar Sabran menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh peserta karnaval yang meliputi Pemerintah Kabupaten/Kota, Instansi Vertikal, OPD Pemprov Kalteng serta peserta Umum. Tak ketinggalan juga Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kalimantan Tengah ikut ambil bagian dalam ajang yang diagendakan setiap tahun.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Tengah (DLh) Joni Harta mengatakan, Karnaval ini dengan membawa Tema" Dengan Semangat Menuju Indonesia Emas 2045", serta mewujudkan Ekonomi Hijau dan Lingkungan yang Sehat , pihaknya Siap Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dengan tetap menjaga Kelestarian Lingkungan dalam mendukung Kalteng Berkah dan Kalteng Maju di Bumi Tambun Bungai Bumi Pancasila.

Fungsi Utama Dinas Lingkungan Hidup adalah menjaga dan melestarikan lingkungan hidup dan sumber daya alam di Provinsi Kalimantan Tengah.

Di bawah Kepemimpinan Joni Harta, DLH Pada Periode ini telah mengoperasionalkan Laboratorium Lingkungan Hidup yang dapat menguji Kualitas Udara, Air dan Tanah. Pada Tahun ini juga akan dibangun UPT Laboratorium Pengolah Limbah Medis, Dimana terdapat Mesin Incinerator yang dapat mengolah limbah menjadi bahan bermanfaat. Dengan adanya kedua Laboratorium ini diharapkan dapat mengurangi permasalahan pencemaran lingkungan dan meningkatkan daya saing Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah.

“Burung Tingang, roh leluhur suci dalam kepercayaan Dayak, yang membawa pesan menjaga keseimbangan, melindungi kehidupan dan menyatukan keberagaman dalam satu harmoni. Gerakan lembut seperti kepakan sayap alu berubah menjadi tangkas dan waspada seperti alam yang tenang namun sigap melindungi dirinya dari kerusakan. Mandau, bukan untuk melukai, tetapi sebagai lambang ketegasan menjaga bumi. Dan daun sawang yang dibawa adalah lambang kesucian dan harapan.

Daun kehidupan yang menyentuh dan merawat bumi yang luka. Tarian ini menyatu dengan tujuan Dinas Lingkungan Hidup untuk mewujudkan lingkungan yang bersih, lestari dan berakar kuat pada budaya kita sendiri. Karena menjaga alam berarti menjaga hidup, karena melindungi alam berarti melindungi masa depan,"Tutup Joni Harta.

 

(Era Suhertini)

You can share this post!

0 Comments

Leave Comments