JOGJAKARTA - Masyarakat Indonesia memiliki sebuah tradisi halalbihalal yang dilakukan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa. Tradisi halalbihalal bukan sekedar bersilaturahmi, namun juga mengajarkan berbagi dengan tulus, untuk mendapat keberkahan bagi semua.
Untuk memberikan pemahaman lebih mendalam tentang makna sejati berbagi dalam tradisi Halalbihalal, Isaq Center menyelenggarakan sarasehan dengan Tema "Indahnya Berbagi Dengan Ketulusan, Berbuah Keberkahan", di Aula Museum serat holistik kehidupan Susilawati Susmono, pekan lalu.
Sebagai narsumber, Ketua Barahmus D-I-Y, Ki Hajar Pamadhi, dan Anggota Pembina Yayasan Sarjana Wiyata Tamansiswa, Ki Nanang Rekto Wulanjaya.
Sarasehan ini bertujuan menggali makna dari tindakan berbagi, dari berbagai sudut pandang,untuk menciptakan dampak positif dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Ki Nanang, berbagi telah menjadi bagian hidup manusia sejak dahulu kala, yang diajarkan oleh nenek moyang. Dalam budaya jawa misalnya dikenal konsep “Hamemayu Hayuning Saliro” yang berarti berbagi, membawa kebahagian dan kebaikan bagi diri sendiri.
Semetara itu, Ki Hadjar menyampaikan, dalam budaya barat dan timur, mengamini tindakan berbagi berarti juga menerima. Namun dalam tindakan berbagi dengan ketulusan memiliki tiga tingkatan, yakni tingkatan fisik, sistem, dan nilai. Pada tingkatan yang ketiga itulah, keutamaan hidup sebagai manusia.
(Wempi Gunarto)
0 Comments