PALANGKA RAYA - Pameran Keliling "Universum. Mensch. Intelligenz." Asal Jerman Singgah di Museum Balanga Goethe-Institut Pameran keliling bertajuk "Universum Mensch Intelligenz."(UMI) yang diselenggarakan lembaga kebudayaan Jerman Goethe-Institut dan organisasi riset Max Planck Society secara resmi mulai dipamerkan di UPT. Museum Balanga, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, mulai Jumat 9 Mei hingga 30 Juni 2025.
Pembukaan pameran UMI yang berlangsung pada Jumat (09/05) pagi dihadiri puluhan pelajar dan masyarakat. Turut hadir untuk membuka di antaranya Plt. Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Leonard S. Ampung; Ketua TPPKK Provinsi Kalimantan Tengah Aisyah Thisia Agustiar Sabran, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah Adiah Chandra Sari,Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Tengah Yuliansah Andrias,serta Wakil Direktur Goethe-Institut Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru Ulrike Drissner. Adapun Duta Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia Ina Lepel turut memberi sambutan secara virtual.
Tema utama pameran "Universum. Mensch. Intelligenz." (dalam bahasa Indonesia: “Alam Semesta. Manusia. Kecerdasan.”) adalah penjelajahan pengetahuan, yang direpresentasikan melalui contoh-contoh dalam lima topik utama, yakni Alam Semesta, Sejarah Manusia, Otak, Antroposen, dan Kecerdasan Buatan (AI).
Plt. Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Leonard S. Ampung menyampaikan, pameran ini sangat relevan dengan kondisi saat ini, khususnya menghadapi era globalisasi dan digitalisasi. “Saya berpesan kepada kita semua, mari kita jadikan pameran sains ini sebagai momentum meningkatkan kerja sama dan persahabatan antarbangsa dan negara, khususnya masyarakat Kalimantan Tengah dan Jerman.”
Secara virtual, Duta Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia Ina Lepel menuturkan, “Ilmu pengetahuan seharusnya tidak hanya diajarkan, tetapi juga harus dialami secara langsung. Dan itulah yang ditawarkan oleh UMI.
Terutama pada saat-saat seperti ini, ketika dunia menghadapi tantangan besar, seperti perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan pertanyaan tentang bagaimana kita menangani teknologi baru secara bertanggung jawab–menjadi jelas betapa pentingnya sains.
Melalui penelitian ilmiah, kita dapat memahami akar dari tantangan-tantangan ini dan menemukan cara untuk mengatasinya. Ilmu pengetahuan tidak hanya memberikan fakta, tetapi juga memberikan panduan, solusi, dan harapan.”
Wakil Direktur Goethe-Institut Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru Ulrike Drissner menjelaskan bahwa pameran ini sebelumnya telah berkeliling ke Bandung, Jakarta, Malang, Surabaya dan Pekanbaru, di mana pameran ini telah menarik lebih dari 90.000 pengunjung. Museum Balanga akan menjadi tuan rumah bagi UMI hingga akhir Juni sebelum pameran ini melanjutkan perjalanannya ke Vietnam.
“Pameran UMI memiliki dua tujuan: menunjukkan kepada pelajar betapa pentingnya penelitian dalam budaya Jerman. Pada saat yang sama, ilmu pengetahuan di Jerman memiliki jaringan internasional yang sangat baik dan menawarkan banyak peluang bagi pelajar dan peneliti muda dari seluruh dunia,” tambah Ulrike.
UMI menyeimbangkan antara menyampaikan pengetahuan dasar sekaligus menyajikan penelitian mutakhir di Jerman. Isi pameran menampilkan teks yang mudah dipahami, banyak gambar, grafik, presentasi, animasi, film, podcast, dan elemen interaktif bagi pelajar. Meskipun pameran tersaji dalam bahasa Jerman, tersedia pemandu yang akan menjelaskan dalam bahasa Indonesia.
Pameran gratis ini terbuka untuk umum dan dapat dikunjungi UPT. Museum Balanga, Jl.Tjilik Riwut KM. 2,5 Palangka Raya, setiap Senin-Jumat pkl. 08.00-15.00 WIB (tutup setiap hari Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional).
Goethe-Institut merupakan lembaga kebudayaan Republik Federal Jerman yang aktif di seluruh dunia. Kami mempromosikan pengajaran bahasa Jerman di luar negeri dan mendorong pertukaran budaya antarbangsa.
Pihaknya juga menyampaikan gambaran menyeluruh mengenai Jerman melalui informasi tentang kehidupan politik, sosial dan budaya di Jerman. Beragam program budaya dan pendidikan kami menyokong dialog antarbudaya dan memfasilitasi partisipasi kultural. Berbagai program tersebut memperkukuh struktur-struktur masyarakat madani dan mendukung mobilitas global.
(Era Suhertini)
0 Comments