“Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2021 antara lain dilatarbelakangi oleh adanya perbaikan pada pengendalian pandemi COVID-19. Di antaranya ditandai dengan semakin gencarnya program vaksinasi yang digulirkan pemerintah serta jumlah konfirmasi kasus harian COVID-19 di Triwulan II-2021 yang cenderung lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Dalam situasi tersebut, itu meningkatkan kepercayaan diri masyarakat sehingga mobilitas masyarakat di berbagai tempat pada triwulan II-2021 ini meningkat dibandingkan triwulan I-2021, maupun pada triwulan II-2020,” papar Kepala BPS Margo Yuwono, dalam keterangan pers secara virtual, Jakarta, Kamis, 5 Agustus 2021.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia berhasil tumbuh positif sebesar 7,07 persen pada Triwulan II-2021, dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya (year-on-year/y-on-y). Sedangkan jika dibandingkan dengan Triwulan I-2021, tumbuh sebesar 3,31 persen (quarter-to-quarter).
Di sisi produksi, pertumbuhan terjadi di semua lapangan usaha. Sektor usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Transportasi dan Pergudangan sebesar 25,10 persen dan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 21,58 persen. Industri Pengolahan yang memiliki peran dominan juga mengalami pertumbuhan sebesar 6,58 persen.Pertumbuhan ekonomi Indonesia ini ditunjang dengan peningkatkan kinerja ekspor dan impor. Kinerja ekspor Indonesia meningkat sebesar 55,89 persen (y-on-y) sedangkan juga dibandingkan dengan triwulan I-2021 tumbuh 10,36 persen.
Peningkatan ini juga dipengaruhi perbaikan ekonomi global terutama beberapa negara yang menjadi mitra dagang Indonesia, seperti Amerika Serikat yang tumbuh 12,2 persen, Cina 7,9 persen, Singapura 14,3 persen, Korea Selatan 5,9 persen, Vietnam 6,6 persen, Hong Kong 7,5 persen, dan Uni Eropa 13,2 persen.
Pulihnya ekonomi pada negara-negara yang mitra dagang kita, itu mendorong permintaan luar negeri dan itu ekspor kita meningkat,” ujarnya Kepala BPS.
Berdasarkan sektor, secara y-on-y kinerja ekspor di sektor migas tumbuh cukup tinggi yaitu 86,12 persen, pertanian 13,24 persen, industri 51,76 persen, serta tambang dan lainnya 77,83 persen.
“Peningkatan ekspor itu dia akan juga memberikan efek ganda kepada sektor-sektor pendukungnya ikut tumbuh. Jadi peran ekspor menjadi sangat berarti dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Margo.
Selain ekspor, kinerja impor Indonesia juga mengalami pertumbuhan sebesar 50,21 persen (y-on-y) dan 9,88 persen (q-to-q). Sektor yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi adalah impor bahan baku/penolong yaitu sebesar 57,80 persen (y-on-y).
“Dengan permintaan domestik untuk bahan baku yang tinggi, itu menunjukkan bahwa ekonomi domestik pada triwulan II ini juga mengalami perbaikan. Ada aktivitas yang tinggi karena impor bahan baku/penolong itu melonjak cukup tajam,” ujarnya.
Peningkatan impor juga terjadi pada barang modal, yaitu sebesar 29,11 persen (y-on-y) dan barang konsumsi, yaitu sebesar 31,50 persen (y-on-y).
“Dua informasi ini memberikan arah bahwa ekonomi kita pada Triwulan II itu menunjukkan arah perbaikan, baik dilihat dari ekspor maupun dari nilai impornya,” tandas Kepala BPS Margo Yuwono.
(Infokabinet/Tinus)
0 Comments