Kotim

Sekolah di Kotim dibuka awal November

Kotawaringin Timur - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, berencana membuka kembali pembelajaran tatap muka di sekolah mulai awal November dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. "Yang kita buka untuk tingkat SMP dulu. Nanti dievaluasi perkembangannya. Jika dianggap memungkinkan, baru dilanjutkan untuk kelas III sampai VI SD. Tapi kalau ternyata resiko penularan meningkat, maka sekolah ditutup lagi," kata Bupati Kotawaringin Timur Supian Hadi di Sampit, Sabtu. Pernyataan itu disampaikan Supian Hadi saat menghadiri Konferensi Kabupaten PGRI Kotawaringin Timur. Kegiatan dihadiri Penjabat Sekretaris Daerah yang juga Kepala Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur Suparmadi, Ketua PGRI Provinsi Kalimantan Tengah Suriansyah Murhaini serta pengurus PGRI dari 17 kecamatan diKotawaringin Timur. Supian menjelaskan, keputusan untuk membuka kembali pembelajaran tatap muka di sekolah merupakan tindak lanjut aspirasi pelajar, orangtua murid dan guru. Rencana ini juga sudah dibahas dalam rapat bersama dengan Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan dan satuan organisasi perangkat daerah lainnya. Dalam waktu satu minggu ini, pihak sekolah diminta mempersiapkan sarana dan prasarana untuk memastikan protokol kesehatan dijalankan dengan ketat saat sekolah dibuka. Koordinasi juga dilakukan dengan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur. Hal ini sangat penting untuk memastikan setiap sekolah menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah penularan dan kluster baru COVID-19. Supian menegaskan, izin dibukanya kembali sistem belajar tatap muka hanya diberikan kepada sekolah yang kelurahan atau desanya masuk kategori zona hijau. Bagi kelurahan atau desa yang dinyatakan berisiko, maka belum diizinkan bagi sekolah di wilayah itu melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah sehingga harus tetap melaksanakan pembelajaran dari rumah. Supian mengakui, kebijakan ini memang tidak populer dan dinilai beresiko. Namun bupati menegaskan, pemerintah daerah tidak mungkin mengorbankan keselamatan anak-anak. Keputusan ini melaluinya berbagai pertimbangan dan terus dievaluasi karena akan diambil keputusan cepat jika terjadi situasi yang dinilai berisiko. "Sejauh ini, yang kurang disiplin menggunakan masker adalah anak-anak dan remaja. Makanya hal yang penting adalah bagaimana pihak sekolah dan kita semua mendisiplinkan anak-anak kita menerapkan protokol kesehatan, mencuci tangan, menjaga jarak dan kewajiban lainnya secara disiplin," ujar Supian. Supian memaklumi jika keputusan ini nantinya menuai pro dan kontra di masyarakat. Secara khusus Supian meminta guru dan orangtua siswa untuk mengingatkan dan mengawasi anak-anak agar mematuhi protokol kesehatan. Semua pihak harus bersama-sama peduli dan berpartisipasi mencegah serta memutus mata rantai penularan COVID-19.

 

 

(HB)

You can share this post!

0 Comments

Leave Comments