Nasional

Candi Mendut Indonesia Candi Bercorak Budha Warisan Budaya Dunia

MAGELANG - Sebuah candi bercorak Buddha,dan tercatat sebagai candi budha tertua di Indonesia. Candi Mendut merupakan tempat peribadatan  umat Budha, hingga saat ini. Terletak di desa mendut,  jalan mayor kusen,  mungkid, kabupaten magelang, jawa tengah. Keberadaannnya tak jauh dari Candi Borobudur,  sekitar 3 kilometer. Candi ini adalah bukti sejarah, kebesaran, kekayaan dan keragaman bangsa indonesia, segi arsiteknya, budaya, religi.

Bahan bangunan candi  adalah batu bata yang ditutupi dengan batu alam. Bangunan ini terletak pada sebuah basement yang tinggi, sehingga tampak lebih anggun dan kokoh, tangga naik dan pintu masuk menghadap ke barat-daya. Di atas basement terdapat lorong yang mengelilingi tubuh candi. Atapnya bertingkat tiga, dan dihiasi dengan stupa-stupa kecil. Jumlah stupa kecil yang terpasang adalah 48 buah. Tingkat pertama terdapat 24 buah, tingkat kedua 16 buah,dan tingkat teratas ada 8 buah tinggi bangunan adalah 26,4 meter. Candi bercorak buddha ini memiliki arsitektur yang unik, berbentuk segi empat, tangga menuju selasar candi, di sisi barat. Di depan pintu masuk candi dilengkapi bilik penampil.di dinding sisi tangga, ada relief  menggambarkan ajaran buddha. Pada pangkal tangga, ada patung sepasang naga yang membuka mulut.

Di dalam mulut naga, tampak binatang yang menyerupai singa, dan di bawah naga ada  makhluk kerdil, yang disebut “gana”. Pada dinding kaki candi,  berisi cerita, pahatan bunga, serta suluran.  Dinding luar  dibangun saluran air atau jaladwar). Di dalam ruang utama, terdapat tiga arca buddha, cakyamuni yang bersila, avalokitesvara yang melambangkan sifat penolong, dan maitreya yang melambangkan pembebas manusia di masa depan. Candi Mendut ini, menurut catatan sejarah, tertulis di dalam prasasti karang tengah, yang berangka tahun 824 M, didirikan oleh raja dharanindra atau indra, dari wangsa syailendra. Bukti pendiriannya di prasasti tersebut ada penjelasan, raja indra telah membangun bangunan suci bernama crimad venuvana yang artinya “bangunan suci di hutan bambu”. Dan nama Candi Mendut dihubungkan dengan penamaan ala raja indra tersebut,kemudian dijadikan nama Desa lokasi candi tersebut. 

salah seorang sejarawan, slamet muljana dalam buku berjudul Sriwijaya tahun 1960,  menduga bahwa raja indra identik dengan Sri Maharaja Rakai Panunggalan, raja ketiga kerajaan medang periode Jawa Tengah,  atau yang dikenal dengan sebutan kerajaan mataram kuno.

Eksistensi Candi Mendut yang berdiri di zaman yang sama dengan Candi Borobudur ini bertahan hingga abad ke-10. Candi Mendut sempat terbengkalai karena ditinggalkan kala terjadinya  bencana alam, erupsi gunung merapi.

Saat pertama kali ditemukan, kondisi Candi Mendut tertimbun tanah serta dikelilingi semak belukar, pada abad-19, B. Kersjes dan C. Den Hamer melakukan survei mengenai candi yang baru ditemukan ini, pada 1836. Kemudian di  1897 hingga 1904, pemerintah hindia belanda melakukan penggalian dan pemugaran.

Sejarah mulai awal penemuan,pemetaan, survey,  hingga dilakukan pemugaran, ada pada papan informasi di halaman depan candi, sehingga pengunjung, wisatawan yang datang ke tempat ini, mendapatkan informasi singkat  terkait dengan keberadaan Candi Mendut tersebut.

Menurut purnomo, salah seorang juru pelihara, yang bertugas,di loket dan juga sebagai pemandu di candi mendut, menceritakan keberadaan Candi Mendut ini, mulai dilakukan rekonstruksi ulang ,pemugaran, hingga bisa di lihat seperti sekarang. Purnomo juga menceritakan tingginya animo wisatawan asing berkunjung ke candi mendut, walaupun di indonesia tidak musim liburan.purnomo juga menjelaskan jam kunjung serta biaya yang sangat terjangkau untuk masukkelokasi candi.

Candi Mendut ini masuk dalam kawasan Candi Borobudur,Balai Konservasi Borobudur,  sebagai world heritage culture nomor 592. Candi Mendut dilindungi Undang-Undang No 11 Tahun 2011 Tentang Cagar Budaya.  Mari kita berwisata sambil mengenal sejarah kearifan lokal yang mendunia, bangga berwisata di Indonesia.

 

(Olivia Teja)

 

 

You can share this post!

0 Comments

Leave Comments