YOGYAKARTA - Untuk mengenalkan potensi yang ada di Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Pemerintah setempat mengadakan program sansara murti. Kegiatan dibuka oleh Lurah Desa Trimurti, Agus Purwaka.
Sebanyak 27 peserta, yang terdiri dari pekerja media dan pelaku wisata mengikuti sansara murti yang diadakan pada, sabtu pagi. Kegiatan berupa jelajah desa ini diadakan oleh Pemerintah Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mengenalkan potensi yang ada di wilayah mereka, sekaligus menjajaki dimungkinkannya kegiatan jelajah desa ini dijadikan sebagai paket wisata. Dengan menaiki kereta kelinci, para peserta mengawali kegiatan dengan mengunjungi tempat pembuatan mie lethek di Pedukuhan Bendo. Industri rumahan pembuatan mie lethek cukup terkenal, karena sudah ada sejak tahun 1940 dan telah menjadi ikon wisata kuliner Kabupaten Bantul. Mie lethek terbuat dari gaplek dan tepung tapioka, dan pembuatannya masih tradisional. Bahan makanan ini dinilai lebih sehat karena tidak mengandung gluten.
Kunjungan kemudian dilanjutkan ke Sanggar Tari Naeswari, yang juga terletak di Padukuhan Bendo. Disini peserta mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya sanggar naeswari dan kiprah para penarinya yang sering diundang dalam kegiatan tari di dalam dan luar negari. Tak hanya itu, peserta juga diberi kesempatan untuk belajar menari.
Kunjungan selanjutnya menuju, sentra pembuatan gamelan laras madya, di Padukuhan Mangiran. Disini terdapat puluhan pekerja yang setiap harinya membuat berbagai alat musik gamelan. Diantaranya gong, saron, bonang, dan pelog. Untuk memberikan pengalaman memainkan alat musik tradisional ini, para peserta diajak mempraktikkan kesenian karawitan dengan memainkan lagu-lagu tradisional Jawa.
Di sesi akhir, peserta mengunjungi rumah produksi batik krisno batik, di pedukuhan pedak. Dari pedukuhan ini telah melahirkan perajin motif batik khas desa trimurti yang diberi nama parang trimurti. Disini kembali, para peserta merasakan bagaimana pengalaman membatik diatas kain. Mulai dari membuat pola, dan melapisi malam pada kain dengan canting.
Menurut pendamping Desa Budaya Trimurti Purwantono, Sansara Murti kali ini merupakan kegiatan yang keempat kalinya digelar, dan selalu mendapat respon positif. Dari hasil evaluasi, diharapkan bisa menjadi masukan untuk pengembangan paket wisata di Desa Budaya Trimurti.
(Wempi Gunarto)
0 Comments