SAMPIT - Ribuan pasukan merah atau TBBR menguasai halaman kantor bupati sampit kotawaringin timur kalimantan tengah, kamis 8 juni 2023. Mereka tuntut plasma 20 persen dan CSR yang tidak pernah direalisasi .
Dari kejauhan hingga sampai di halaman kantor Bupati Kotim gemuruh yel-yel dari pasukan Tario Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) atau pasukan merah menggelegar dengan lantang menuntut perusahaan pihak pbs kelapa sawit. Ribuan pasukan tario borneo bangkule rajaking (TBBR) atau yang dikenal dengan pasukan merah melakukan aksi demo di halaman kantor Bupati Kotim.
Kehadiran ribuan pasukan merah ini telah ditunggu oleh pasukan gabungan dari tni polri di halaman kantor bupati kotim untuk mengawal jalannya aksi para pendemo untuk melakukan demo dan orasi.
Sebelum melakukan orasi untuk menyampaikan aspira-si dan tuntutannya pasukan tario borneo bangkule rajakng (TBBR) melakukan ritual adat dengan memotong ayam dan babi serta memanjatkan doa-doa di hadapan anggota pengamanan.
Hal ini dilakukan agar aksi damai yang mereka lakukan berjalan dengan lancar dan kondusif. Juga ritual adat dilakukan agar tuntutan mereka dapat direalisa-sikan oleh pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur. Usai melakukan ritual adat para orator saling ber-gantian melakukan orasinya, dengan suara yang lantang, menggelegar dan semangat tinggi mereka meminta bupati kotim dan ketua dprd kotim untuk segera keluar menemui mereka.
Ribuan pasukan merah ini dipimpin oleh kimang panglima TBBR kalteng, dengan didampingi oleh beberapa ketua dewan pimpinan cabang (dpc) tariu borneo bangkule rajakng Kotawaringin Timur. Dalam orasinya, mereka mendesak Pemerintah Daerah Kotim untuk merealisasikan tuntutan mereka terkait plasma 20%, CSR, mengembalikan lahan yang digarap perusahaan diluar hgu, baik di sepadan jalan dan di sepadan sungai kepada masyarakat, sesuai aturan yang berlaku.
Mereka juga mendesak pemerintah kotim untuk me-manggil pimpinan manajemen perusahaan tanpa melalui perwakilan yang bisa mengambil keputusan, untuk melakukan rapat terkait tuntutan mereka.Jika tuntutan mereka tidak direspon dan dikabulkan, mereka mengancam akan menutup beberapa akses jalan di sampit, ,apapun resikonya akan mereka hadapi tanpa gentar.
Karena mereka selama ini selalu sabar terhadap janji-janji perusahaan terkait apa yang mereka tuntut selalu dibohongi, pemerintah daerah mereka tuding tidak peduli dengan nasib warganya.
Selama ini mereka merasa dijajah di tanahnya sendiri dengan kehadiran perusahaan besar swasta (pbs) perkebunan kelapa sawit yang hanya mementingkan kesejahteraan mereka sendiri dan kroni-kroninya.
Termasuk pemerintah daerah sendiri yang diduga melakukan pembiaran terhadap pelanggaran hukum yang dilakukan pihak perusahaan yang diduga kuat dijadikan mesin atm oknum tertentu.
Suasana orasi semakin panas dibawah terik matahari, bupati kotim dan ketua dprd yang mereka harapkan datang menemui mereka tidak juga muncul, beberapa orator sempat mengucapkan kata-kata lantang dan kasar.
Beberapa menit kemudian akhirnya tiga orang perwa-kilan bupati kotim menemui mereka , diantaranya asisten pemerintahan dan kesejahteraan rakyat rihel dan assisten perekonomian dan pembangunan alang.
(Ary Mampas)
0 Comments