PALANGKA RAYA - Comodo Mapala FEB (Fakultas Okonomi Dan Bisnis) UPR (Universitas Palangka Raya) kembali meluncurkan ekspedisi Kahayan II pada Agustus 2023 mendatang, setelah sebelumnya Comodo Mapala Sukses melaksanakan Ekspedisi Kahayan pada 2001 yang di lakukan sepanjang daerah aliran sungai Kahayan.
Adapun dalam kegiatan ekspedisis kali ini yang memuat penelitian untuk mengetahui kebudayaan masyarakat setempat, sumber daya alam, perekonomian masyarakat dan adat istiadat yang di mulai dari Desa Tumbang Miri sampi Kota Palangka Raya.
Cristian David Ketua Satuan Tugas Ekspedisi Kahayan II mengatakan, Rangkaian kegiatan Ekspedisi Kahayan II ini berupa sosialisasi lingkungan hidup berupa pengelolaan sampah, pemetaan jalur ekspedisi berupa titik rawan bencana, erosi, pemukiman warga yang kumuh, observasi flora dan fauna di pinggiran DAS Kahayan, sosialisasi pemanfaatan sampah plastik, edukasi pentingnya perguruan tinggi negeri kepada siswa menengah atas di Kecamatan Kahayan Kuala, dan penanaman mangrove dalam rangka merayakan hari kemerdekaan.
“Melihat dari hasil observasi lapangan dan Comodo Mapala sebagai salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak dalam petualangan alam bebas dan lingkungan hidup tergerak untuk meneruskan Ekspedisi Kahayan yang telah dilakukan pada tahun 2001, yang mana bentuk kegiatan Ekspedisi Kahayan II yang akan dilaksanakan pada Agustus 2023 yaitu, arung sungai, penelitian, penyuluhan, pemetaan, sosialisasi lingkungan hidup, penanaman mangrove”. Kata Cristian David Ketua Satuan Tugas Ekspedisi Kahayan II, Minggu (12/3/2023).
Adapun untuk Persiapan Ekspedisi Kahayan II telah dilakukan dari Desember 2022, mulai dari observasi lapangan, pembuatan proposal, perekrutan peserta juga audiensi dengan berbagai pihak seperti Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Kahayan, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pulang Pisau, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Kalimantan Tengah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Palangka Raya, Serta Wali Kota Palangka Raya sebagai upaya untuk keberhasilan kegiatan.
Berdasarkan hasil observasi lapangan yang telah dilakukan, Satuan Tugas Ekspedisi Kahayan II Comodo Mapala FEB UPR menemukan beberapa fenomena sepanjang DAS Kahayan diantaranya kurangnya kesadaran masyarakat mengenai limbah plastik yang dapat mencemari lingkungan dan kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya tumbuhan mangrove di daerah pesisir Kecamatan Kahayan Kuala.
Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin saat audiensi bersama Comodo Mapala FEB UPR menyampaikan, melalui kegiatan Ekspedisi Kahayan II, kedepannya dapat memberikan rekomendasi dan edukasi yang berkaitan dengan pengelolaan sampah sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, khususnya di wilayah Kota Palangka Raya.
Apa yang disampaikan dalam rangkaian kegiatan Ekspedisi Kahayan cukup selaras dengan isu lingkungan dan isu kesehatan yang ada saat ini di Kota Palangka Raya. Stunting merupakan masalah kesehatan yang terjadi salah satu dari dampak pembuangan sampah kealiran Sungai Kahayan. Maka dari itu perlu penyadaran kepada masyarakat terkait stunting dan edukasi terkait pengelolaan sampah. Pemerintah Kota Palangka Raya melalui bank sampah dan TPS 3R serta Pusat Daur Ulang yang akan dibangun sebagai upaya untuk mengelola sampah. Melalui Pusat Daur Ulang ini, sampah yang dihasilkan masyarakat tersebut diharapkan memberikan nilai ekonomis, sehingga lingkungan tetap terjaga dan memberikan manfaat ekonomis bagi masyarakat.
(Fardoari Reketno)
0 Comments