PULANG PISAU - Bertempat di Stadion H.M Sanusi pada hari Minggu, (18/08/2024), Diadakan Festival Budaya Handep Hapakat 2024 di Kabupaten Pulang Pisau yang menjadi ajang untuk memperkenalkan kekayaan budaya lokal, salah satunya adalah permainan tradisional Balogo. menyedot perhatian dengan menampilkan permainan khas masyarakat Dayak Kalimantan Tengah ini. Raga Prasetyo, salah satu panitia lomba, menjelaskan bahwa Balogo dimainkan oleh tim beranggotakan lima orang, terdiri dari tiga pemain inti dan dua pemain cadangan.
Dimana yang menjadi alat utama permainan Balogo adalah tempurung kelapa berbentuk segitiga berukuran 8x9 sentimeter, yang disebut "logo". Bambu yang digunakan sebagai pemukul, atau dikenal dengan istilah lokal "campa", memiliki panjang 40 sentimeter dan lebar 2 sentimeter. Fungsi dari campa ini adalah untuk mendorong logo agar meluncur dan merobohkan logo lawan yang dipasang saat permainan sedang berlangsung.
Cara bermainnya cukup sederhana namun memerlukan keahlian. Logo dipasang dalam posisi tegak, kemudian pemain menggunakan campa untuk memukul logo lain agar mengenai dan merobohkan logo yang telah dipasang. Filosofi permainan ini sangat dalam bagi masyarakat Dayak. Pada zaman dahulu, Balogo dianggap sebagai simbol keberuntungan dan kesuburan kehidupan mereka.
Dalam lomba yang digelar selama festival, permainan Balogo diikuti oleh 24 tim putra dan 11 tim putri. Setiap tim diberikan waktu 15 menit untuk menyelesaikan pertandingan mereka. Peserta lomba datang dari tiga kecamatan di Pulang Pisau, yaitu Banama Tingang, Kahayan Tengah, dan Kahayan Hilir, yang turut berkontribusi memeriahkan festival budaya ini.
Melalui lomba Balogo di Festival Handep Hapakat, warisan budaya masyarakat Dayak Kalimantan Tengah semakin dikenal luas. Festival ini bukan hanya ajang hiburan, tetapi juga upaya penting untuk melestarikan permainan tradisional yang memiliki makna historis bagi masyarakat setempat.
(Marselinus)
0 Comments