Jakarta – Dalam rangka persiapan pertemuan Negara-Negara G-20 di Jakarta Pemprov. Kalteng menyelenggarakan rapat koordinasi rejuvenasi anjungan Kalteng di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), kamis 21 Juli 2022.
Nuryakin mengatakan dari rapat tersebut telah dibuat beberapa kesepakatan yaitu pertama, Pemprov. Kalteng dan Pemkab/Pemkot se-Kalteng sepakat melaksanakan rehabilitasi, revitalisasi dan rejuvenasi anjungan Kalteng TMII di Jakarta yang dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2022 dan Tahun Anggaran 2023. Kedua, pembiayaan dilakukan bersama-sama oleh Pemprov. Kalteng sebesar 30% dan Pamkab/Pemkot se-Kalteng sebesar 70% yang dibagi sama rata dari total biaya yang diperlukan.
Ketiga, untuk penataan dan pengisian diorama seperti pakaian adat, senjata khas, serta aksesoris lain dan dekorasi ruangan, pembiayaannya dibebankan pada masing-masing Pemkab/Pemkot se-Kalteng.
“Anjungan ini merupakan wajah dari Kalimantan Tengah, yang didalamnya ada 13 kabupaten dan 1 kota, maka dalam rangka rejuvinasi ini kita laksanakan bersama antara Pemprov serta kabupaten dan kota dengan semangat kebersamaan,” ucap Nuryakin.
Lanjut Nuryakin, hal yang paling mendesak saat ini adalah bagaimana mempercantik wajah Kalteng ini dalam rangka pertemuan negara-negara G-20 oktober mendatang, yang mana pra kegiatan sudah mulai berlangsung mulai Agustus mendatang.
“Kita akan lakukan revitalisasi, rehabilitasi dan rejuvenasi hal-hal yang mendesak dulu sebelum Oktober 2022, agar tampilan anjungan betul-betul menggambarkan miniatur Kalimantan Tengah,” pungkas Nuryakin.
Sementara itu, selesai rakor di hari yang sama, Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran meninjau langsung lokasi anjungan Kalteng yang berada di TMII Jakarta. Sugianto mengimbau kepada Pemprov, Pemkab maupun Pemkot untuk segera melakukan rejuvenasi, revitalisasi, dan renovasi terhadap seluruh sarana dan prasarana yang ada di anjungan Kalteng, baik yang rusak ringan maupun yang rusak berat.
Gubernur juga menginstruksikan agar dilakukan peremajaan semua aset-aset budaya Kalteng yang ada. “Semua aset-aset budaya yang tidak layak agar diganti dengan yang baru, yang rusak dibenahi semua dan harus selesai sebelum acara G-20,” tegas Sugianto.
Lebih lanjut Gubernur menegaskan bahwa rejuvenasi dilakukan dengan tidak meninggalkan ciri khas akar budaya Kalteng, yang harus tetap terpelihara dan dirawat dengan baik.
“Kekayaan seni dan budaya kita dapat tergambar dari anjungan ini, untuk itu perlu keseriusan dalam menanganinya, dan Pemerintah provinsi, Pemerintah kabupaten dan kota harus merasa bagian penting dari anjungan ini,” pungkasnya.
Orang nomor satu di Kalteng itu berharap kegiatan rejuvenasi, revitalisasi dan renovasi ini bisa selesai paling lambat akhir September 2022, sebab acara pertemuan G-20 akan dilaksanakan pada 20 Oktober 2022 mendatang.
(Deddi)
0 Comments