P. Raya

Lomba Mangaruhi Cara Menangkap Ikan Tradisional Tanpa Menggunakan Bahan Kimia

PALANGKA RAYA - Mangaruhi adalah tradisi budaya suku Dayak yang identik dengan teknik mencari atau menangkap ikan hanya dengan menggunakan tangan kosong di sebuah kolam berlumpur. Lomba mangaruhi pada event FBIM 2024 ini dilaksanakan di Halaman GOR Indoor Serbaguna Kota Palangka Raya, Rabu (22/5/2024). 

Sebagai informasi, mangaruhi adalah sebuah tradisi budaya, yang memang secara turun temurun sering dilakukan di lingkungan masyarakat saat ada kegiatan tradisi budaya atau ritual maupun kegiatan masyarakat dalam beragam kegiatan seni dan budaya. 

Bagi mereka yang mangaruhi harus mengaduk-aduk (mangaruhi) lumpur kolam tersebut, dengan harapan ikan-ikan yang ada di dasarnya menjadi mabuk akibat terkena keruh atau hempasan lumpur air kolam. Dengan begitu ikan muncul dan mudah untuk ditangkap dengan tangan.

Lomba mangaruhi ini diikuti oleh regu putra dari 12 kabupaten/kota se-Kalteng yakni Kotawaringin Timur, Murung Raya, Seruyan, Barito Utara, Sukamara, Lamandau, Pulang Pisau, Kotawaringin Barat, Barito Selatan, Kapuas, Katingan dan Palangka Raya. 

Sementara itu, lomba mangaruhi ini diikuti oleh regu putri dari 10 kabupaten/ kota se-Kalteng yakni Seruyan, Kotawaringin Timur, Palangka Raya, Kapuas, Sukamara, Murung Raya, Pulang Pisau, Barito Utata, Barito Selatan dan Lamandau.

Selain peserta dari kabupaten/ kota, lomba mangaruhi juga diikuti oleh Ekshibisi pelajar SMA/ Sederajat di Kota Palangka Raya. Masing-masing regu tersebut beranggotakan dua orang. 

Ketua Dewan Juri lomba mangaruhi Suradji mewakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi  Kalteng dalam sambutannya mengatakan, maksud diadakan lomba mangaruhi ini sebagai salah satu tontonan yang unik, menarik dan cantik.

“Harapan saya nantinya bisa menjadi tuntunan kepada masyarakat di Kalteng  ini cara menangkap ikan dengan tidak menggunakan bahan-bahan kimia atau alat-alat yang membahayakan untuk alam”, tuturnya.

Ia berpesan uang bukan terpenting dalam lomba ini adalah tali silaturahim antara peserta dari kabupaten/ kota dalam mendukung kegiatan ini sehingga bisa memberikan suguhan yang menarik untuk ditonton dan memberikan pesan agar alam tetap lestari.

Sebagai informasi jenis ikan yang digunakan dalam lomba mangaruhi ini adalah ikan gabus (behau) dan ikan belut. Kriteria penilaian berdasarkan jumlah/banyaknya tangkapan ikan, khusus untuk ikan belut poin yang didapat akan dikali dua.

Durasi menangkap ikan kategori kabupaten/ kota yakni 30 menit. Sementara itu, durasi menangkap ikan untuk Ekshibisi pelajar SMA/ Sederajat yakni 20 menit.

Berdasarkan data yang diperoleh dari para Dewan Juri, yang berhasil mendapatkan juara untuk kategori putra yaitu Kabupaten Barito Utara (juara I), Kabupaten Barito Selatan (juara II), Kota Palangka Raya (juara III), Kabupaten Kapuas (juara harapan I), Kabupaten Seruyan (juara harapan II) dan Kabupaten Katingan (juara harapan III). 

Sedangkan untuk kategori putri, yang berhasil mendapatkan juara yaitu Kabupaten Pulang Pisau (juara I), Kabupaten Murung Raya (juara II), Kabupaten Seruyan (juara III), Kabupaten Sukamara (juara harapan I), Kabupaten Barito Utara (juara harapan II) dan Kabupaten Barito Selatan (juara harapan III).

Untuk pemenang lomba Mangaruhi Putra kategori Ekshibisi Pelajar SMA/ Sederajat yaitu  SMA Negeri 1 Palangka Raya (juara I), SMK Karsa Mulya Palangka Raya (juara II), SMA Negeri 2 Palangka Raya (juara III), SMK Negeri 4 Palangka Raya (juara harapan I), SMA Muhammadiyah Palangka Raya (juara harapan II) dan SMK Negeri 2 Palangka Raya (juara harapan III).

Sedangkan untuk kategori putri, yang berhasil mendapatkan juara yaitu SMK Karsa Mulya Palangka Raya (juara I), SMA Negeri 1 Palangka Raya (juara II), SMK Negeri 2 Palangka Raya (juara III), Kabupaten SMAN 3 Palangka Raya (juara harapan I), SMA Katholik Santo Petrus Palangka Raya (juara harapan II) dan SMA Muhammadiyah Palangka Raya (juara harapan III).

 

(Era Suhertini)

You can share this post!

0 Comments

Leave Comments