Kalteng

Rembug dan Lokalakarya, Tekan Angka Stunting Dihadiri Plh Danramil

PURUK CAHU - Plh Danramil 1013-16/Batura Pelda Toni menghadirkan kegiatan Rembuk Stanting Tingkat Kecamatan Barito Tuhup Raya (Batura) dan Lokakarya mini Puskesmas Triwulan I Tahun 2023 Lintas Sektor di aula Kecamatan Batura Kabupaten Murung Raya (Mura).

Dihadiri Wakil Bupati Murung Raya (Mura) Rejikinoor, beserta jajaran Kepala Dinas DPMD Mura/Ketua TP PKK Mura Lynda Kristiane Perdie, Kepala Dinas Bapedalitbang, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kepala Dinas Sosial, Camat Barito Tuhup Raya, Plh Danramil 16/Batura, Kapospol Batura, Kepala Puskesmas Makunjung, Kepala Desa dan BPD Sekecamatan Baturaa, Bidan dan Kader Sekecamatan Barito Raya.

Rejikinoor,S.Sos menyampaikan rembug stunting memiliki nilai strategis dalam upaya penanganan stunting yang telah masuk pada level akut kronik karena telah berada diatas 20%, melebihi standar yang telah ditetapkan WHO berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2018.

“ini tentu bukanlah catatan yang menggembirakan, karena berbicara persoalan stunting tentu tidak dapat dipisahkan dari perkembangan anak-anak kita yang “notabene” adalah generasi pelanjut yang diharapkan dapat meneruskan peradaban kita di masa yang akan datang, dan ini sangatlah kontradiktif dari kata “keren” jika kita tidak mampu melakukan sesuatu untuk mengatasi dan mempersiapkan hal ini dengan baik” Ujar Rejikinoor,S.Sos.

Karenanya, melalui forum yang diteruskan dengan penandatanganan komitmen bersama, kami berharap keterlibatan semua stakeholder dapat lebih dioptimalkan agar penanganan stunting dapat terintegrasi dengan baik, sehingga mampu ditekan.

Kepala Bapedalitbang Kabupaten Murung Raya Pahala Sitomorang mengungkapkan, penanganan pravalensi stunting membutuhkan sinergi dan kolaborasi, antar semua stakeholders, tidak semata-mata hanya bertumpu pada tugas kesehatan saja, karena menanganinya memerlukan pendekatan berbagai bidang dan sektor yang harus saling mendukung.

“Kolaborasi dan Sinergi, kata ini selalu gampang diucapkan, tapi ternyata sangat sulit diaplikasikan, sebab itu lewat kesempatan ini saya mengajak kita dapat berkomitmen membangun hal itu, agar target kita menurunkan angka stunting dapat kita wujudkan” Tegasnya.

Untuk diketahui, Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.

(Ady Natha)

 

You can share this post!

0 Comments

Leave Comments