YOGYAKARTA - Ditengah persoalan sampah yang terus mendera masyarakat daerah istimewa Yogyakarta, partisipasi mandiri warga bermunculan. Diantaranya dengan membangun rumah pilah sampah, yang mencoba mengatasi sampah sejak dari rumah dan selesai di tingkat kalurahan.
Tak jauh dari lokasi pembangunan jembatan tol Jogja - Bawen, di wilayah Dusun Kadipiro, Kalurahan Margodadi, Seyegan, Sleman inilah lokasi rumah pilah sampah Taruna Bakti berdiri. Berawal dari program sedekah sampah oleh warga, kelompok pemuda yang tergabung dalam Taruna Bakti kadipiro kemudian menginisiasi berdirinya rumah pilah sampah, R-P-S Taruna Bakti di tahun 2019.
Dengan adanya bantuan C-S-R dari salah satu Bank Pemerintah, di tahun 2022 RPS Taruna Bakti mulai membangun tempat pemilahan sampah dengan menempati tanah kas desa. Namun karena pademi covid 19, RPS kadipiro baru bisa melayani secara normal setahun kemudian, yakni di tahun 2023.
Melalui RPS ini warga Dusun Kadipiro yang terdiri dari 120 kepala keluarga diajak untuk mandiri mengelola sampah, sejak dari rumah. Selanjutnya sampah yang sudah dipilah, tinggal disetor ke RPS untuk dikelola. Di R-P-S petugas akan mengelola sampah-sampah tersebut berdasarkan jenisnya.
Untuk sampah jenis bahan berbahaya dan beracun, B3 akan diserahkan ke TPS khusus yang menangani. Untuk sampah yang memiliki nilai jual seperti kertas, plastik, dan logam akan dijual ke pengepul. Untuk sampah daun kering akan diolah menjadi kompos di dalam lubang yang disebut jugangan. Sementara utuk sisa-sisa makanan dikumpulkan, kemudian diberikan kepada peternak budidaya magot.
Keberadaan RPS ini membuat kondisi lingkungan dusun kadipiro menjadi lebih bersih dan asri. Bahkan ada juga warga dari dusun lain yang memanfaatkan RPS Taruna Bakti untuk mengatasi sampah mereka. Syaratnya sampah yang disetor sudah dipilah dari rumah. Dari hasil penjualan sampah, sebagian digunakan untuk biaya opoerasional RPS, dan sisanya dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk pemberian paket sembako setiap enam bulan sekali.
Mendorong partisipasi warga untuk mengatasi persoalan sampah selesai di tingkat kalurahan telah menjadi komitmen dinas lingkungan hidup Kabupaten Sleman sejak wacana penutupan tempat pembuangan sampah terpadu piyungan tahun 2022 lalu.
Namun menurut Arya, belum semua warga sleman memiliki kesadaran pentingnya memilah sampah sejak dari rumah. Selain itu teknologi untuk pengolahan sampah dimiliki RPS yang masih sederhana. Arya berharap ada bantauan peralatan untuk mengolah sampah-sampah yang selama ini belum tertangani dengan baik.
(Wempi Gunarto)
0 Comments