Salatiga - Inti utama geopolitik Soekarno yang harus terus diperkuat adalah bagaimana rakyat Indonesia harus selalu berjuang membangun kepemimpinan di segala aspek kehidupan.
“Berbicara pemikiran geopolitik Soekarno dalam implementasinya, baik pertahanan dan ketahanan negara, di sisi kampus dan lembaga pendidikan, dan yang lainnya, intinya bagaimana bangsa Indonesia berjuang membangun kepemimpinan di seluruh aspek,” kata Hasto Kristiyanto, Doktor Ilmu Pertahanan.
Hal itu disampaikan Doktor Hasto Kristiyanto dalam Seminar Sehari Kebangsaan yang digelar Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, pada Senin (18/7/2022). Seminar bertema “Strategi Pemerintahan Jokowi Menjaga Keamanan Nasional”.
Hasto memaparkan hasil temuan risetnya yang menjadi disertasi doktoralnya mengenai teori geopolitik Soekarno di Universitas Pertahanan (Unhan) RI. Menjelaskan perbeda-an geopolitik Soekarno yang berorientasi membebaskan bangsa di dunia dari penjaja-han n menuju perdamaian abadi dengan geopolitik ala Barat yang orientasinya ekspansi dan cenderung menjajah.
Juga menjelaskan bagaimana geopolitik Soekarno berbasis tradisi intelektual. Sehingga Indonesia merdeka, atau pembebasan Irian Barat, tak menunggu Indonesia memiliki sumber daya melimpah ruah. Namun intelektualitas yang memadukan berbagai faktor sumber daya yang ada seperti demografi, teritori, politik, dan lain-lain. Artinya menjadi-kan seluruh variabel geopolitik sebagai instrument of national power.
“Misalnya dalam pembebasan Irian Barat. Bung Karno mengalahkan konspirasi kolonialisme Belanda. Modalnya hanya Soekarno merancang Konferensi Asia Afrika. Modalnya hanya ide, imajinasi geopolitik, semangat juang, dan hospitality. Hotel disediakan, makanannya disediakan khas kuliner Nusantara. Kesemuanya ditampilkan penuh kebanggaan. Namun hasilnya adalah deklarasi Dasa Sila Bandung yang luar biasa,” urai Hasto.
Kontekstualitasnya dengan saat ini, lanjut Hasto, geopolitik Soekarno disebut sebagai progressive geopolitical coexistence, yang mensyaratkan Indonesia berjuang membangun kepemimpinan di tengah dunia di segala bidang.
“Apa yang harus dilakukan? Kualitas demografi harus ditingkatkan. Manusia-manusia Indonesia harus hebat, terdepan dalam penguasaan iptek,” kata Hasto.
(PDI Perjuangan/Samhadi)
0 Comments