SAMPIT - Ditpolairud Polda Kalimantan Tengah Kapal Patroli Polisi XVIII-1004 bersama KP.XVIII-2005, KP.XVIII-2006, KP.XVIII-1008 dan KP.XVIII-1014 melaksanakan program pemerintah dalam mencegah/memutus rantai penyebaran virus Covid19 melalui gerai vaksin Kapal Presisi melakukan vaksinasi terhadap para pelajar SMP dan SLTA di Das (Daerah Aliran Sungai) Mentaya Kabupaten Kotawaringin Timur, Senin(06/09/2021).
Kali ini sasaran vaksin kita berbeda dari yang sebelum-sebelumnya kita laksanakan, vaksin kali ini dengan sasaran para pelajar SMP dan SLTA Kecamatan Pulau Hanaut yang berada dipesisir Sungai Mentaya, yang masih dalam masa percobaan PTM (Pembelajaran Tatap Muka). Hal ini juga untuk mengurangi rasa kekhawatiran wali murid menjelang PTM, sehingga ada rasa yakin orang tua kalau anaknya sudah divaksin, sehingga sekolah tatap muka bisa dijalankan. Meski tatap muka di aturan gak harus 100%, maksimal 50%.
Kegiatan vaksinasi kali ini masih kita gandeng tenaga kesehatan dari tingkat Kecematan Pulau Hanaut untuk pemberian/penyuntikan vaksin yang dilaksanakan didalam kapal dan diluar kapal, dalam pelaksanaan juga tidak lupa kita terapkan protokol kesehatan bagi semua petugas dan peserta Vaksinasi.
Dirpolairud Polda Kalimantan Tengah Kombes Pol Pitoyo Agung Yuwono, S.I.K., M.Hum., saat dikonfirmasi melalui Komandan Kapal (Danpal) KP XVIII-1004 Bripka Suprianto serta Komandan kapal lainnya yang ikut dalam kegiatan tersebut mengatakan Vaksinasi penting untuk melindungi insan pendidikan dan keluarganya dari potensi paparan COVID-19. Pemerintah telah memberikan izin vaksinasi untuk pelajar atau kategori usia 12 -17 tahun sejak awal Juli 2021 dan terus mendorong pelaksanaannya di berbagai daerah. Vaksinasi pelajar diharapkan akan memperkuat persiapan menuju penerapan PTM terbatas di daerah. “Karena vaksinasi untuk pendidik telah berlangsung sebelumnya, sekarang tugas kita adalah melakukan percepatan vaksinasi untuk pelajar menjelang dibukanya PTM terbatas di beberapa daerah,” ungkapnya.
“Menjadi tugas kita bersama untuk bahu-membahu menyiapkan kondisi yang kondusif agar mereka bisa kembali belajar seperti sebelumnya. Tentu saja tetap disertai prinsip kehati-hatian dan adaptasi kebiasaan-kebiasaan baru untuk proteksi kesehatan,” tutupnya.
(TribrataNews/Mela)
0 Comments