P. Raya

Agus Siswandi  Mendukung. Sistem "Srikandi"

PALANGKA RAYA - Resminya aplikasi Srikandi di Kalteng menjadi kabar baik bagi sistem kearsipan, dokumen, dan surat-menyurat secara elektronik. Melalui SRIKANDI menjadikan kearsipan dan dokumen di pemerintahan daerah terintegrasi dengan pemerintah pusat.

Kepala Dinas Kominfosantik Provinsi Kalteng, Agus Siswadi mengatakan, Srikandi merupakan aplikasi umum nasional, tidak bersifat local, melainkan untuk seluruh Indonesia.

“Aplikasi ini akan memudahkan surat menyurat. Artinya sistem surat menyurat nanti tidak ada lagi menggunakan hard/soft copy (berkas). Jadi semua disposisi dari atasan ke bawah (jajaran) dan sebaliknya semua menggunakan aplikasi SRIKANDI,” ucapnya di Aula Jayang Tingang, Rabu, (4/10/2023).

Menurutnya, Dinas Kominfosantik akan mendukung penyediaan server. Dalam agenda perubahan ini ada pengadaan server Rp11 miliar untuk semua (aplikasi), bukan hanya untuk SRIKANDI saja. Pengadaan anggaran tersebut agar mendukung teknologi yang kompatibel dengan aplikasi terkini.

Jika menggunakan teknologi server yang lama, tidak akan mampu terutama daya tampungnya, dan teknologinya sudah tertinggal tidak mampu untuk terintegrasi SPBE.

“Terkait SPBE ini, servernya khusus disebut HCI (Hyperconverged Infrastructure) jadi itu yang mampu menampung aplikasi dengan bahasa program yang berbeda. Misal adanya aplikasi umum dan aplikasi bersifat lokal, sehingga di server tersebut tetap dapat terakomodir, sedangkan server yang lama tidak terkoneksi karena banyaknya bahasa program dari masing-masing dinas,"jelasnya.

Dijelaskannya lebih lanjut, dalam penggunaan anggaran untuk dukungan SPBE sebesar Rp11 miliar, terdiri dari Super App, yaitu aplikasi yang mengintegrasikan seluruh aplikasi yang ada di SKPD, kemudian Satu Data Kalteng yang terintegrasi dengan Satu Data Indonesia dan SRIKANDI.

"Harapannya, setelah peluncuran ini SRIKANDI sudah dapat diterapkan, dan memerlukan komitmen Pejabatnya maupun adminnya. Jika pejabatnya gagap teknologi akan menjadi kendala,"Imbuhnya.

“Jadi bukan hanya operator saja yang aktif, tetapi juga pejabatnya setidaknya memahami dasar-dasarnya. Maka dari itu konteks dukungan SPBE ini salah satunya meningkatkan potensi Sumber daya manusia dalam mengoperasikan teknologi,” harapnya.

"Kendala-kendala di atas, kata dia, merupakan salah satu resiko atau konsekuensi era digital, maka dari itu pelatihan-pelatihan terus dilakukan untuk operator yang terutama, kemudian dari operator tersebut yang akan menyampaikan kepada pimpinan masing-masing untuk menyampaikan bagaimana penggunaan sistemnya dengan pasword masing-masing,"Tutup Agus.

 

(Era Suhertini)

 

You can share this post!

0 Comments

Leave Comments