PALANGKA RAYA - Upaya melestarikan seni budaya dan kearifan lokal bukan hanya tanggung jawab pemerintah daerah semata, namun masyarakat termasuk generasi muda harus terlibat di dalamnya.
Demikian hal tersebut disampaikan Kepala UPT Museum Balanga Kalteng, Hasanudin saat pameran temporer Topeng Sababuka di Auditorium UPT Museum Balanga Jalan Tjilik Riwut Km 2 Palangka Raya, Sabtu, 20 November 2021.
Lebih lanjut Hasanudin mengatakan, dengan digelarnya pameran temporer itu setidaknya mampu menggugah generasi muda agar dapat belajar, berkreatifitas serta memotivasi untuk ikut proaktif menjaga dan melestarikan seni budaya serta kearifan lokal suku Dayak.
"Sejatinya, segala warisan berupa adat istiadat, sejarah dan seni budaya, permainan tradisional, makanan khas dan kearifan lokal suku Dayak, harus dapat dijaga sebagai warisan leluhur,"ungkapnya.
Sementara itu Kasi Tata Pelayanan Pameran UPT Museum Balanga Kalteng, Jimy menyampaikan, tujuan kegiatan itu adalah untuk menumbuhkan rasa kecintaan para generasi muda terhadap barang atau benda peninggalan bernilai sejarah budaya.
Ia mencontohkan Topeng Sababuka yang dipamerkan dalam pameran tersebut, merupakan benda bernilai leluhur yang sarat dengan historis atau sejarah budaya dan kearifan lokal.
"Topeng Sababuka ini biasanya digunakan sebagai media ritual suku Dayak di daerah Lamandau, Kalteng saat ada acara ritual kematian. Penting sejarah Topeng Sababuka untuk diketahui generasi penerus,"tuturnya.
Selebihnya tambah Jimy, setelah kegiatan itu generasi muda dapat memanfaatkan Museum Balanga sebagai tempat edukasi pembelajaran nilai sejarah dan budaya.
Adapun dalam pameran temporer yang dilaksanakan hanya satu hari tersebut, dipamerkan beragam Topeng Sababuka koleksi Museum Balanga.
Pameran dihadiri perwakilan mahasiswa, instansi/unit terkait dan Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI). Pelaksanaan pameran dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan ketat.
(Deddi)
0 Comments