P. Pisau

KSM Hapakat Mulyo Desa Mekar Jaya Panen Belut Perdana

PULANG PISAU - Kelompok Swakelola Masyarakat (KSM) Hapakat Mulyo Desa Mekar Jaya Kecamatan Sebangau Kuala Kabupaten Pulang Pisau melakukan kegiatan panen belut perdana, Sabtu (5/6/2021).

Kepala Desa Mekar Jaya Mulyo Adi Sutrisno mengatakan budidaya belut Kelompok Swakelola Masyarakat (KSM) Hapakat Mulyo Desa Mekar Jaya ini dimulai pada 12 Desember 2020. Saat itu, Desa Mekar Jaya mendapatkan tawaran program dari Badan Restorasi Gambut (BRG) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kalimantan Tengah, diantaranya adalah budidaya belut, tanaman daun kelor, Porang dan lainnya.

Sutrisno, pria yang juga menjabat Plt Apdesi Kabupaten Pulang Pisau ini menjelaskan setelah melakukan rapat dengan pengurus KSM Hapakat Mulyo, disepakati memilih program budidaya belut untuk dikembangkan.Selain ingin mencoba dan melihat potensi kedepannya,  kata Sutrisno, budidaya belut ini belum pernah ada di kecamatan Sebangau Kuala.

Menurut Sutrisno di kecamatan Sebangau Kuala belum pernah ada budidaya ternak belut. Oleh karena itu, ia mencoba mengembangkannya dan hari ini kita menyaksikan bersama-sama kegiatan panen belut,

Dari hasil budidaya belut ini , lanjut Sutrisno, dapat di evaluasi bahwa budidaya belut ini memiliki prospek dan potensi untuk dapat dikembangkan di Desa Mekar Jaya. 

" Mudah-mudahan dengan adanya program budidaya ternak belut ini dapat menambah potensi di kecamatan Sebangau Kuala sehingga hasilnya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, " lanjut Sutrisno.

Ia menambahkan,  kendala yang dihadapi budidaya ternak belut ini, selain baru pertama kali dilakukan di Kecamatan Sebangau Kuala, juga masalah SDM sehingga perlu pelatihan dan pendampingan, agar kedepannya budidaya belut lebih baik dari yang panen hari ini.Sementara Ketua KSM Hapakat Mulyo Desa Mekar Jaya Sajak Saputra menyampaikan bahwa bibit belut program dari BRG ini didapatkan dari peternak di Banjarmasin Kalimantan Selatan sebanyak 160 kilo. Namun dalam perjalanannya tidak semua bibit belut itu hidup, karena disini tingkat keasaman airnya berbeda.

"Dari hasil panen budidaya ternak belum ini, kita optimis dapat mengembangkan dengan lebih baik lagi. Karena berbagai kendala dan pengalaman yang didapatkan ini menjadi motivasi dan tantangan untuk keberhasilan kedepannya, " harap Sajak mengakhiri perbincangan.

(Tirto Pramono)

You can share this post!

0 Comments

Leave Comments