PALANGKA RAYA - Pandemi Covid-19 telah memaksa pelaku pendidikan melakukan berbagai inovasi teknologi pembelajaran baru untuk memenuhi kebutuhan pendidikan melalui pembelajaran daring. Hampir semua pihak, guru, siswa, orang tua khususnya di jenjang pendidikan dasar dan menengah merasakan betapa pendidikan daring tidak efektif. Hampir semua pemangku kepentingan pendidikan menginginkan segera kembali ke pembelajaran tatap muka lagi. Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan hanya sekitar 6% dari seluruh wilayah kabupaten/kota di Indonesia yang memungkinkan dapat menyelenggarkan pembelajaran normal lagi.
Dalam situasi tidak menentu dan dalam jangka waktu tidak terbatas, kekhawatiran bertambah dan tidak ada kepastian bagaimana kebijakan pendidikan harus dipilih. Orang tua yang berubah peran menjadi “guru” di rumah mulai jenuh dan lelah. Demikian juga siswa dan guru. Menurut Wiyatno selasa (18/5/21), demi melindungi anak-anak Indonesia dari penularan Covid-19, pemerintah pusat dan daerah harus ekstra hati-hati dan cermat dalam memutuskan pembukaan kembali sekolah. "Keselamatan anak-anak harus menjadi pertimbangan utama saat pemerintah hendak mengambil kebijakan menyangkut anak-anak," tutur wiyatno.
(Deddi)
0 Comments