Nasional

Museum Sandi Jogjakarta Satu Satunya Museum Kriptografi Di Indonesia

JOGJAKRTA - Museum Sandi Menyimpan Berbagai Benda Bersejarah, Tentang Ilmu Kriptografi Dari Masa Ke Masa  Serta Dari Berbagai  Negara,  Dan Sejarah Lahirnya Persandian Di Indonesia. Museum Sandi, berada di kawasan Di Jalan  Faridan Muridan Noto 21 Kotabaru, Yogyakarta, yang menarik  dulunya  gedung ini pernah menjadi Kantor Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.  Bangunan Yang Masuk Situs Cagar Budaya Ini, Memiliki  2 Lantai Serta  9 Ruang Display. Mengunjungi museum ini tidak dipungut biaya alias gratis.

Memasuki lobi museum, Huma Betang Kalimantan Tengah, langsung disambut  petugas resepsionis yang ramah. Menyodorkan sebuah buku tamu, tanpa ada keterangan mengenai tiket yang harus kita beli. Nah masuk museum ini gratis tanpa biaya tiket. Dan pengunjung langsung ditemani seorang pemandu yang selalu siap menjelaskan berbagai terkait sejarah, persandian dan edukasi lainnya. Masuk ruang pertama kita menyaksikan Film Dokummenter Yang Menceritakan Sejarah Persandian, dengan durasi singkat sebagai pengantar.Kemudian edukator menjelaskan tentang sejarah perkamen. Dan yang menarik pengunjung di ajak untuk mencoba bermain Sandi Melalui Alat Peraga, Caesar Cipher.

Ruangan Display Di Lantai 1 Bercerita Tentang Kehidupan Dr. Roebiono Kertopati, Sang Bapak Persandian Negara Republik Indonesia. Ruangan lainnya menampilkan berbagai Benda Bersejarah Dalam Dunia Persandian Indonesia,  Seperti Buku Sandi,  sepeda onthel para kurir, dan lain-lain. Ada juga beberapa diorama yang menggambarkan kegiatan petugas sandi di zaman perang kemerdekaan. Dengan bersemangat, Uswah Chandra Fitriani, Sang Educator yang juga pengelola koleksi menjelaskan Kepada Jurnal Tv berbagai cerita menarik tentang benda-benda koleksi.

Uswah Chandra Menambahka, pada awal kemerdekaan berbagai instansi di Indonesia masih menggunakan sandi lama dari masa colonial sehingga mudah diretas oleh pihak tentara Belanda. Sadar akan hal itu,  Dokter Roebiono pun berinisiatif membentuk sandi baru yang hanya dapat digunakan oleh pihak Republik Indonesia. Sandi baru ini ditulis dalam 6 buku yang disebut sebagai "Buku Code C", masing-masing berisi 10.000 kata  dalam bahasa belanda dan inggris. Mesin pertama yang diciptakan dinamakan sr 64.

Pada masa Agresi Militer Belanda Ke-2 Di Tahun 1948,  Militer Belanda berhasil menawan beberapa Pemimpin Republik Indonesia,  termasuk Ir Soekarno Dan Moehammad Hatta. Pada masa itu,  Dokter  Roebiono Dan Beberapa Code Officer, C-D-O) bawahannya berinisiatif membakar seluruh dokumen rahasia di dinas code sebelum jatuh ke tangan belanda, artinya agar tidak ada jejak dan barang bukti.

Mereka pun menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, memastikan keamanan komunikasi antara pemerintah darurat Mr. Sjarifoeddin prawiranegara dengan berbagai pasukan gerilya di indonesia, salah Satu Lokasi Pusat Penyandian, Situs Rumah Sandi, yang terkenal berada Di Dusun Dukuh, Desa Purwoharjo, Samigaluh,  Kulonprogo, Jogjakarta. .

Pada masa ini, petugas sandi bekerja dengan keadaan seadanya, sambil menunjuk sebuah diorama rumah joglo di salah satu ruangan,  mereka bekerja hanya menggunakan tulisan tangan. Ditemani lampu semprong di malam hari. Hingga saat ini bangunan tersebut, masih bisa kita jumpai, terawat  dan terjaga sebagai bukti sejarah.

(Olivia Teja)

 

You can share this post!

0 Comments

Leave Comments