P. Raya

OJK Kegiatan Edukasi Keuangan BUNDAKU (iBu,aNak,Dan keluarga CaKap keUangan)

PALANGKA RAYA - Pentingnya Peran Perempuan Dalam Meningkatkan Literasi Keuangan OJK Kalteng Gelar menyaksikan Bersama Kegiatan Edukasi Keuangan BUNDAKU (iBU, aNak, Dan keluargA caKap keUangan).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Kementrian Keuangan Republik Indonesia menyelenggarakan kegiatan edukasi keuangan kepada kaum perempuan Indonesia dengan tujuan untuk meningkatkan literasi keuangan serta peran perempuan untuk mendorong kesejahteraan masyarakat dalam acara Edukasi Keuangan BUNDAKU (Ibu, Anak, dan Keluarga Cakap Keuangan) dengan tema "Ibu Cerdas Keuangan, Mewujudkan Keluarga Sejahtera."

Di Jakarta yang dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi.

Disaksikan secara online melalui zoom meeting di Kantor OJK Provinsi Kalteng, kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Insan OJK Provinsi Kalteng bersama organisasi perempuan di Wilayah Provinsi Kalteng, diantaranya Ketua Ikatan Istri Pegawai OJK (IIPOJK) Provinsi Kalteng, Anke Primandanu Febriyan Aziz beserta jajaran, Ketua Pokja III Tim Penggerak PKK Provinsi Kalteng, Wakil Ketua Dharmayukti Karini Provinsi Kalteng beserta jajaran, Wakil Ketua Persatuan Istri Pegawai Bank Indonesia (PIPEBI) Provinsi Kalteng beserta jajaran, pengurus dan anggota Ikatan Wanita Bank (IWABA) Kalteng.

Primandanu Febriyan Aziz Kepala OJK Provinsi Kalimantan Tengah dalam sambutannya yang disampaikan oleh Ketua IIPOJK Provinsi Kalteng, Anke Primandanu, menyampaikan bahwa perempuan memiliki peranan yang sangat penting di dalam keluarga, terutama dalam hal keuangan. “Salah satu peran perempuan adalah sebagai “menteri keuangan” bagi keluarganya.

Peranan penting itu tentu perlu dijalankan dengan baik dan bijak agar keuangan keluarga terus terjaga baik di masa kini maupun di masa depan. Oleh karena itu, kita harus senantiasa memperluas pengetahuan dan wawasan, terutama terkait literasi dan perencanaan keuangan” kata Anke.

Sejalan dengan sambutan yang disampaikan Anke Primandanu, berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2022, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68%, atau meningkat dibandingkan tahun 2019 yang hanya sebesar 38,03%. Sementara indeks inklusi keuangan tahun ini mencapai 85,10% atau meningkat dibanding periode SNLIK sebelumnya di tahun 2019 yaitu 76,19%.

Dari sisi gender, indeks literasi keuangan perempuan sedikit lebih tinggi, yaitu sebesar 50,33% dibanding laki-laki yang sebesar 49,05%.  Sedangkan dari sisi inklusi keuangan, laki-laki yang mengakses industri jasa keuangan masih lebih tinggi, yaitu sebesar 86,28%, dibanding indeks inklusi keuangan perempuan di angka 83,88%,"Tutupnya.

(Era Suhertini)

 

You can share this post!

0 Comments

Leave Comments