Palangka Raya - Terdampak pandemi, pedagang jagung bakar di destinasi wisata air hitam terpaksa harus menjual dua sepeda motor demi menyambung hidup. Tidak hanya sepeda motor, ia pun sudah banyak menjual barang-barang miliknya, untuk keperluan sehari-hari. Demikian ungkap perempuan separuh baya bernama Ida Kurniasih (42) warga kawasan air hitam Kereng Bangkirai kota Palangka Raya ini
Pedagang jagung bakar ini menjajakan dagangannya di wisata air hitam, Kecamatan Kereng Bengkirai, Kota Palangka Raya. Sebelum Covid-19 menyerang, dagangannya selalu ramai pengunjung hingga dini hari. Namun, segalanya berubah saat pandemi mulai.
"Sebelum (pandemi) Covid-19, yang beli ramai. Semenjak pandemi, ya begini jadinya (sepi). Ibu sudah sampai habis dua sepeda motor untuk dijual. Untuk modal, untuk makan, bayar utang. Habisnya yang bantu nggak ada," ujar Ida di Palangka Raya Selasa, 31 Agustus 2021 kepada Huma Betang
Pada awalnya, Ida mencoba berutang untuk keperluan dagang dan sehari-hari sembari berharap penghasilan dari penjualan jagung bakarnya dapat menutupi utang yang dia pinjam. Namun, pandemi yang tak kunjung berakhir pun pada akhirnya membuat dia terpaksa menjual aset-aset miliknya. "Kalau berutang kan jadinya dikejar-kejar terus, makanya jadinya segala macam dijual. Apa saja yang laku (dijual)," sambungnya.
Pembatasan aktivitas akibat pandemi turut berpengaruh kepada turunnya penghasilan Ida. Pasar Ida adalah orang-orang yang biasa beraktivitas hingga dini hari. Namun, saat dirinya sudah harus menutup lapak pada pukul 16.30 WIB setiap harinya, jumlah pembeli hariannya pun berkurang drastis. "Sekarang kan masih dijadwal sampai jam 16.30 harus sudah tutup. Biasanya Ibu buka sampai jam 09.00, sampai jam 17.00, dan biasanya masih ramai. Sekarang dijadwal sampai jam 16.30," ujar Ida.
(Deddi)
0 Comments