Foto: Rini Fortina
PALANGKA RAYA - Ada kabar melegakan di tengah masih berbahayanya ancaman virus Covid-19. Ketua Perhimpunan Ahli Epidemologi Indonesia (PAEI) Kalimantan Tengah (Kalteng) Rini Fortina menyebut tak perlu khawatir untuk mudik menjelang Hari Raya Idulfitri 1443 Hijriah. Baik itu pelaku perjalanan atau pun warga yang menerima kedatangan pemudik. Asalkan vaksin lengkap, ditambah booster (vaksin dosis tiga) dan tetap menerapkan protokol kesehatan (Prokes).
“Jangan khawatir yang penting syarat-syarat mudik itu, vaksin lengkap dan bosster, serta menerapkan prokes. Karena virus masih tetap ada dan berbahaya. Aktivitas mudik tetap bisa dilaksanakan, ini yang namanya new normal berdampingan dengan penyakit,” kata Rini Fortina usai jadi pembicara dalam Workshop Pekan Imunisasi Dunia, “Sehatkan Keluarga, Lewati Panemi dengan Imunisasi Lengkap”, belum lama ini.
Ia menyebut saat ini imunitas kelompok atau herd imunity di wilayah Kalteng sudah terbentuk. Dari target 70 persen jumlah penduduk yang menerima vaksin, justru yang sebenarnya Kalteng sudah di atas 85 persen. Secara ilmu imunitas penerima vaksin sudah memenuhi syarat terjadinya kekebalan kelompok.
“Nah dari situ soal kekuatan (imunitas) penduduk sudah banyak sekali, apalagi dengan booster ketiga. Kemudian dari sisi penularan penyakit, memang penularan penyakit di beberapa daerah muncul, tapi kelihatan sekali bahwa penularannya cepat menghilang, jadi dia tidak lama (penularan, Red) seperti Covid-19 varian Delta, waktu itu kan lama. Pada varian Omicron ini lebih cepat menghilang, walaupun tetap berbahaya,” terang Rini.
Ia menjelaskan, dari grafik penularan delta yang dipaparkannya, terlihat jelas. Saat mewabah varian Delta, dari grafik yang terlihat penularan atau penularannya meninggi dan melebar. Itu berarti varian lama bertahan. Sementara perbedaannya pada grafik penuolaran Omicron, terlihat lonjakan grafik naik ke atas tapi cepat sekali turun.
“Itu tandanya kekebalan kelompok sudah terbentuk sehingga walaupun ada lonjakan-lonjakan itu cepat menghilang. Artinya kekuatan virus itu sebenarnya masih tinggi, masih berbahaya, tapi yang melindungi kita adalah imunitas kelompok,” pungkas Rini Fortina.
(Altius Utama)
0 Comments