PALANGKA RAYA - Banjir yang melanda beberapa di wilayah kota Palangka Raya, yang sudah menjadi langganan banjir tiap tahunnya, ini sangat memprihatinkan, salah satunya yaitu desa Klampangan, Kameloh dan Bereng Bengkel.
Lurah Klampangan Yunita Martina saat ditemui di kantor Kelurahan Klampangan, Kamis 21 Maret 2024, mengatakan, jadi yang terdampak banjir kita ada 688 KK 2.000 jiwa lebih, dari 5 RW 20 RT untuk lahan pertaniannya kurang lebih 200-an hektar , Kamis 21 Maret 2024.
Kemudian komoditi yang terdampak banjir di Klampangan tanaman hortikultura Ada jagung, sawi, cabe, bayam dan kangkung dan lain lainnya. Tanaman jagung juga banyak yang terendam padahal jagung tinggal menunggu panen saja akhirnya gagal panen.
Di klampangan rata-rata daerah transmigrasi dengan mata pencaharian utamanya adalah petani. Dengan adanya gagal panen kerugian dari masyarakat/ warga Kampangan terhadap dampak banjir sangat besar sampai 10 jutaan,"Jelas Yunita
Lebih lanjut Yunita Martina mengatakan, setelah pasca banjir tidak bisa langsung ditanami kembali, harus menunggu lagi itu bisa sampai satu bulan. Apa lagi dampak banjir kali ini disaat Ramadhan disaat sedang menjalani ibadah puasa mendapat ujian terkena musibah banjir. Karena di saat akan buka puasa dan sahur untuk masak di tempat pengungsian di Aula Kantor Kelurahan Klampangan.
Untuk bantuan sembako memang kami masyarakat klampangan mendapat bantuan dari pemerintah daerah kota Palangka Raya, Termasuk kesehatan juga pengobatan gratis dari puskesmas setempat, seperti pempes, susu dan makanan tambahan, untuk balita. dinas kesehatan atau puskesmas juga jemput bola memberikan vitamin juga, untuk kesehatan, untuk air bersih Klampangan masih aman untuk di konsumsi.
“Keinginan petani dari masyarakat berharap ada bantuan bibit tanaman sayuran Holtikultura, untuk meringankan mengurangi beban petani, karena untuk menanam kembali butuh modal kadang petani mengajukan pinjaman ke bank untuk biaya modal pertanian,"tuturnya.
(Era Suhertini)
0 Comments