Kala itu, Lana pernah mendapat orderan dari orang yang mengaku berprofesi sebagai ‘dokter’, dan bekerja di salah satu rumah sakit di Kota Palangka Raya. Awalnya, pelaku meminta tolong untuk mentransfer biaya pesanan barang yang dibelinya melalui layanan jual beli online sebesar Rp200 ribu rupiah di sebuah toko …..
Palangka Raya – Ojek online (ojol) selalu melayani dan memberikan manfaat bagi masyarakat, ini dapat dirasakan konsumen ketika mempergunakan jasa mereka. Bukan hal mudah bagi pengendara ojol, banyak lika-liku kehidupan yang dialami mereka saat menekuni pekerjaan ojek online, Seperti dikisahkan seorang pria bernama Bapak Lana (46) salah satu ojol di Palangka Raya. Pria ini menceritakan tentang pengalaman pahitnya saat menjadi korban order fiktif.
"Saya percaya saja, karena ngakunya Dokter. Ya setidaknya, pasti sibuk dengan pekerjaannya. Uang pun saya transferkan di salah-satu supermaket," kata Lana membuka obrolan dengan Huma Betang.
Sesudah Lana membayar pesanan pelaku di supermarket. Pelaku kembali meminta tolong untuk mentransfer pesanan keduanya seharga Rp100 ribu. Lana pun masih tidak menaruh curiga, terlebih pelaku menjanjikan akan melebihkan ongkos kirim sebesar Rp50 ribu, Lana pun transaksi-transaksi itu, dengan semangat Lana sang ojol ini berangkat menuju lokasi pelaku yang berada di salah satu rumah sakit di Palangka Raya. Ketika sudah sampai di rumah sakit, Lana menghubungi pelaku, sang ‘dokter’ mengaku masih di toilet, Lama menunggu hampir sekitar 30 menit, akhirnya Lana menanyakan nama pelaku kepada resepsionis dan ternyata tidak ada nama dokter tersebut, alangkah terkejutnya sang ojol ini.
"Karena tidak ada nama dokter yang dimaksud. Saya pun langsung kembali menghubungi pelaku. Namun si pelaku tidak mengangkatnya dan tidak lama kemudian nomornya tidak aktif."beber Lana Memelas.
(Deddi)
0 Comments