PALANGKA RAYA - Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kalimantan Tengah, Adiah Chandra Sari, bercerita tentang fenomena alam yang unik di wilayah sungai barito. Usai pertunjukan sendra tari berjudul "saluang murik”, yang digelar di panggung pertunjukan terbuka Upt Taman Budaya Kalteng, Palangka Raya, Minggu (21/5/2023) malam.
Dalam wawancara ini, adiah menjelaskan bahwa fenomena yang disebut saluang murik adalah kejadian alam yang terjadi setiap tahun di daerah muara teweh, tempat kelahirannya.
Adiah yang merupakan penduduk asli Muara Teweh mengetahui bahwa masyarakat setempat dengan sukacita menyambut fenomena ini. Mereka berkumpul di tepi sungai untuk mencari saluang murik dan kemudian membersihkan ikan tersebut. Setelah dibersihkan, ikan-ikan tersebut dikeringkan. Proses pengeringan ini kemudian menjadi ciri khas daerah tersebut, terutama di kabupaten barito utara. Inilah yang menginspirasi mereka untuk menciptakan pertunjukan tari yang unik.
Adiah berharap agar para seniman dan pelaku seni di daerah tersebut dapat lebih banyak menggali potensi fenomena alam seperti saluang murik ini. Ia berpendapat bahwa fenomena alam dapat dijadikan sumber inspirasi untuk menciptakan pertunjukan seni yang menarik. Selain saluang murik, adiah juga berharap agar fenomena alam lain di kalimantan tengah dapat dijelajahi dan ditampilkan dalam pertunjukan seni, sehingga masyarakat dapat lebih mengenal beragam fenomena alam yang ada di daerah tersebut, bukan hanya di Barito Utara.
Dalam rangka mengembangkan potensi ini, adiah berharap agar lebih banyak lagi seniman dan pelaku seni di kalimantan tengah yang tertarik untuk menggali fenomena alam dan menggunakannya sebagai inspirasi dalam karya seni mereka. Dengan demikian, budaya dan keindahan alam kalimantan tengah dapat lebih dikenal dan diapresiasi oleh masyarakat luas, serta dapat menjadi daya tarik pariwisata bagi pengunjung yang datang ke daerah ini.
Dengan upaya kolaborasi antara masyarakat, seniman, dan pemerintah daerah, diharapkan potensi fenomena alam yang ada di kalimantan tengah dapat terus dikembangkan dan dijadikan tontonan menarik dalam pertunjukan seni. Melalui upaya ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami dan menghargai kekayaan budaya serta keindahan alam yang dimiliki oleh kalimantan tengah.
Sementara itu dalam wawancara lain dengan Wildae D. Binti, yang merupakan kepala unit pelaksana teknis (Upt) Taman Budaya Di Kalimantan Tengah, dijelaskan bahwa pementasan malam ini melibatkan lebih dari 15 komunitas kreatif dari kalimantan tengah, dengan total sekitar 50 orang yang tampil.
Dalam konteks tema saluang murik, mereka juga mengundang anak-anak yang memiliki hobi beatbox dan tertarik dengan k-pop untuk bergabung dalam pertunjukan ini. Tujuannya adalah untuk memadukan seni budaya asli kalimantan tengah dengan elemen modern seperti beatbox. Dengan cara ini, mereka berharap dapat menghidupkan kembali seni budaya yang khas dari kalimantan tengah dan secara inklusif melibatkan berbagai komunitas seni.
(Aldianor)
0 Comments