PALANGKA RAYA - Untuk memperkuat peran masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan dan ekosistem gambut, Konsorsium Pendukung Sistem Hutan Kerakyatan (K.P.SHK) bersama Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) menggelar Festival Rakyat Penjaga Hutan. Acara ini berlangsung di Hotel Luwansa, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, pada 18-20 Februari 2025 dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan.
Festival ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan hutan berkelanjutan serta mendorong keterlibatan berbagai pihak dalam mitigasi kebakaran hutan dan lahan. Selain itu, acara ini menjadi ajang promosi produk hasil hutan dari kelompok usaha perhutanan sosial.
Berbagai pihak turut serta dalam festival ini, termasuk Pemerintah Daerah Pulang Pisau, Dinas Lingkungan Hidup, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPHP) Kahayan Hilir, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapperida), serta masyarakat adat Dayak. Akademisi dari Universitas Palangka Raya dan perwakilan kelompok perhutanan sosial juga berpartisipasi dalam diskusi dan lokakarya.
Direktur KPSHK, Mohammad Djauhari, menjelaskan bahwa festival ini merupakan agenda tahunan bagi empat desa penerima izin perhutanan sosial di Kahayan Hilir, yaitu Gohong, Buntoi, Mantaran Satu, dan Kalawa. Keempat desa tersebut mengelola sekitar 16.000 hektare hutan untuk perlindungan lingkungan dan pengembangan ekonomi masyarakat desa hutan.
Seperti yang diungkapkan Mohammad Djauhari Empat desa tersebut masing-masing memiliki 20 tenaga patroli yang bertugas mencegah kebakaran hutan melalui pembasahan, patroli, dan edukasi kepada masyarakat sekitar agar tidak melakukan pembakaran lahan, terutama saat musim kemarau.
Selain upaya perlindungan hutan, ada juga program restorasi lingkungan di area 16.000 hektare, di mana 11.000 hektare telah direstorasi. Perhutanan sosial ini berada di kawasan hutan lindung dan terus dikembangkan untuk menciptakan keseimbangan antara konservasi dan kesejahteraan masyarakat.
Dengan mengusung konsep Hapumpung Hapakat—musyawarah bersama dalam menjaga keseimbangan alam—festival ini diharapkan dapat menghasilkan deklarasi dan komitmen bersama dalam menjaga ekosistem gambut Kahayan Hilir secara berkelanjutan. Ke depannya, program ini akan diperluas ke desa-desa tetangga, guna memperkuat ketahanan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui usaha perhutanan sosial. Pada kegiatan ini juga di pamerkan beberapa produk hasil dari desa yaitu madu dan kerajinan rotan, serta pertunjujan seni dan teater dari perwakilan Masyarakat.
(Hariri)
0 Comments