PALANGKA RAYA - Di Desa Gohong, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, rotan bukan sekadar tanaman hutan, tetapi juga menjadi sumber utama penghidupan bagi masyarakat. Salah satu pengrajin yang menggantungkan hidupnya pada anyaman rotan adalah Wina (58), yang telah bertahun-tahun menekuni kerajinan ini untuk menopang ekonomi keluarganya.
Menganyam rotan bukan sekadar pekerjaan sampingan bagi warga Desa Gohong. Bagi sebagian besar pengrajin, ini merupakan mata pencaharian utama yang membantu mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Pendapatan dari kerajinan rotan bervariasi tergantung jumlah pesanan. Jika permintaan tinggi, para pengrajin kerap mencari bantuan dari kelompok lain untuk memenuhi pesanan. Di Desa Gohong sendiri, terdapat lima kelompok pengrajin rotan yang tergabung dalam Konsorsium Pendukung Sistem Hutan Kerakyatan (KPSHK) di bawah naungan Lembaga Pengelolaan Hutan Desa (LPHD). Dengan sistem berkelompok, produktivitas meningkat, dan pasar yang dijangkau pun lebih luas.
Produk anyaman rotan yang dihasilkan beragam, mulai dari gelang, topi, dompet, hingga kerajinan tangan lainnya. Harga produk bervariasi, tergantung pada tingkat kesulitan dan bahan tambahan seperti kombinasi rotan dengan kulit.
Selain menjadi sumber penghasilan, anyaman rotan juga menjadi bagian dari warisan budaya yang terus dilestarikan oleh masyarakat Desa Gohong. Dengan keuletan dan kerja keras, para pengrajin mempertahankan tradisi ini agar tetap berkembang di tengah tantangan zaman, sekaligus menjadikannya sebagai kebanggaan lokal yang bernilai ekonomi tinggi.
Namun disayangkan generasi muda belum melirik keterampilan merajut rotan, Hal ini lah yang menjadi tantangan pada era digitalisasi, dimana pengrajin yang sudah lanjut meniti hari tua nya dengan mengisi waktu merajut rotan, namun generasi muda nya belum sadar akan budaya dan tradisi.
(Hariri)
0 Comments