KASONGAN - Tidak hanya para pendaki asal Kalimantan Tengah atau Kalimantan Barat saja yang mengenal Gunung Bukit Raya, tetapi para pendaki dari luar Pulau Kalimantan pun juga sering berdatangan untuk menaklukkan ketinggian Gunung Bukit Raya. Memiliki ketinggian 2278 mdpl dan menjadi Gunung Tertinggi di Kalimantan, serta berada di dalam Kawasan Taman Nasional Bukit Baka – Bukit Raya maka suguhan indah dari Pulau Kalimantan pun juga tersaji indah di dalamnya.
Di antara gunung tertinggi lainnya, Gunung Bukit Raya menjadi gunung yang jarang didaki dan termahal setelah Gunung Carstensz Pyramid di Papua. Hal ini disebabkan karena letaknya yang sangat terpencil dan juga memerlukan berbagai macam moda transportasi untuk sampai di titik pendakiannya.
Akses jalan untuk bisa masuk kawasan tersebut bisa melalui Desa Rantau Malam, Kalimantan Barat, selain juga bisa melalui Desa Tumbang Habangoi di Kalimantan Tengah. Jika memilih melalui Desa Tumbang Habangoi, dari pusat Kota Palangkaraya desa ini dapat dicapai selama 9 jam perjalanan darat.
Perjalanan dari desa Tumbang Habangoi menuju Bukit Raya saat ini hanya bisa diakses menggunakan kapal klotok. Tak hanya itu, tantangan lainnya adalah kita harus melawan arus sungai dan melewati banyak jeram untuk bisa sampai ke Teluk Selaung, untuk baru kemudian melakukan pendakian ke Gunung Bukit Raya.
Selain itu, rute Rantau Malam lebih sering dilalui para pendaki karena penunjuk arah pendakian lebih banyak. Transportasi pun juga bisa dicari dengan mudah. Karena dari Pontianak, kamu harus menggunakan kendaraan darat menuju ke Nangga Pinoh. Lalu naik perahu mengarungi Sungai Melawi melewati rute Serawai, Jelundung, dan Rantau Malam.
Sudah menjadi tradisi, sebelum pendakian dimulai, para pendaki diharuskan melakukan sebuah ritual adat bernama 'Ngukuih Hajat'. Ritual adat ini dimaksudkan untuk menguatkan semangat para pendaki agar selalu diberikan keselamatan serta kekuatan lahir dan bathin sepanjang pendakian hingga kembali.
Ritual adat ini akan dilakukan oleh masyarakat dayak Ot Danum kepada calon pendaki, tak hanya dilakukan 1 kali saja tapi 2 kali termasuk setelah selamat turun dari gunung. Upacara ini sedikit mengerikan karena melibatkan pemotongan ayam kampung sambil duduk menghadap matahari terbit, setelah itu gelang manik-manik cantik akan disematkan ke tangan pendaki.
Gelang tersebut adalah penanda bahwa kita telah “permisi” oleh tetua adat di Desa Rantau Malam (desa terakhir). Gelangnya sudah didoakan oleh tetua adat yaitu dengan cara dilumuri darah ayam kampung dan diberi mantra-mantra oleh tetua adat. Fungsinya kita semua meminta kepada Tuhan untuk keselamatan dan dilancarkan pendakian ini. Untuk hal mistiknya yaitu agar para pendaki tidak diganggu oleh makhluk halus dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Percaya tidak percaya, tapi kita tetap harus menghormati dan menghargai setiap budaya masing-masing daerah yang kita datangi. Karena Indonesia begitu banyak suku, budaya dan adat istiadat yang harus tetap dijaga, hormati dan lestarikan.
Untuk pendaki yang pertama kali mengunjungi gunung ini, disarankan untuk menggunakan jasa pemandu. Jalurnya memang masih rapat dengan tumbuhan, dibutuhkan kemampuan navigasi darat yang baik kalau mau sampai puncak gunung ini, jika tidak fokus bisa tersesat di dalam hutan.
Banyak para pendaki ingin mencoba mendaki gunung Bukit Raya berkali-kali dikarenakan selama perjalanan menuju puncak suguhan indah alam Borneo begitu memikat hati. Jarangnya dijamah pendaki, hutan Gunung Bukit Raya masih sangat lestari dan terjaga habitat flora dan faunanya. Hutan ini menawarkan sebuah kehidupan alam yang begitu indah. Bisik dedaunan dan hembusan angin menciptakan melodi indah.
Terdapat lebih dari 800 jenis tumbuhan dari bermacam- macam famili, salah satunya bunga cantik Rhododendron yang menjadi tumbuhan endemik di kawasan ini. Kita harus menjaga lingkungan dan jangan sembarangan memetik bunga.
Berbagai macam jenis binatang liar seperti tawon menjadi tantangan mendaki gunung ini. Bukit Raya terkenal sebagai tempatnya para penghisap darah yaitu pacet. Jumlahnya banyak dan tersebar di mana-mana, termasuk jalur pendakian. Terkadang meski kamu menggunakan pakaian yang tebal, binatang itu masih bisa menghisap darahmu.
Gunung Bukit Raya sebenarnya memiliki dua puncak, yaitu Puncak Kakam sebagai puncak tertinggi dan Puncak Kait Bulan yang sedikit lebih rendah. Bagi masyarakat setempat, dua puncak tersebut diibaratkan raja dan ratu yang selalu berdampingan. Namun demikan, untuk sampai ke Puncak Kait Bulan, pendaki perlu berjalan dua hari lebih lama karena memang jaraknya lebih jauh dari titik persimpangan jalur Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
Selain persiapan fisik dan logistik yang baik, Pertama adalah kemampuan navigasi yang perlu dimiliki pendaki. Kedua, jika mengalami kekurangan air, dalam keadaan terdesak, di sepanjang perjalanan menuju puncak, pendaki bisa menjumpai tumbuhan Kantung Semar yang mampu menyimpan air. Ketiga, persiapkan obat-obatan yang dapat digunakan untuk mengantisipasi gigitan pacet, pasalnya di sepanjang jalan, hewan penghisap darah ini kerap ditemui dalam berbagai ukuran.
Jangan mengharapkan pemandangan indah dengan lautan awan terhampar luas, atau padang savanah hijau dengan langit biru yang bisa menambah semangat selama pendakian.
Selama 5 hari pendakian, pepohonan rapat yang menjulang tinggilah yang akan setia menemani. Walaupun jalurnya terbilang landai, akan banyak ditemui undakan kecil yang mengharuskan pendaki untuk berjalan menanjak-turun-dan kembali menanjak, yang tentunya akan sangat menyiksa fisik para pendaki. Serta jaraknya yang jauh, melintas sungai berarus deras juga.
Sebuah tebing batu yang cukup tinggi menjadi tanda bahwa puncak semakin dekat. Vegetasipun berubah menjadi sebuah hutan lumut dengan penuh akar dan batang pohon yang menghalangi trek pendakian.
Dan tak lama akan sampailah di puncak tertinggi gunung ini, yaitu Puncak Kakam dengan ketinggian 2.278 mdpl. Walaupun hampir seluruh zona gunung ini masuk ke daerah Kalimantan Barat, namun puncaknya berada di region Kalimantan Tengah.
Berbeda dengan puncak gunung biasanya, Puncak Kakam hanyalah sebuah tanah lapang yang masih tertutup banyak pepohonan. Satu-satunya pilihan agar bisa melihat pemandangan hutan tropis khas Kalimantan adalah dengan memanjat pohon.
Bukit Raya adalah aset yang harus tetap terjaga. Belantaranya yang menjadi tempat tinggal banyak binatang, menyimpan pesona mengagumkan. Apalagi saat kamu tiba di puncaknya, hamparan lembah-lembah luas bumi Kalimantan sungguh menakjubkan.
Alam yang masih sangat terjaga keasliannya, begitu juga dengan berbagai macam rintangan yang dapat ditemui di Gunung Bukit Raya, dipastikan gunung ini menjadi tempat yang cocok bagi para penggiat alam yang sangat menyukai petualangan yang menantang.
(Yustinus Tenung)
0 Comments