PALANGKA RAYA – Menyongsong musim kemarau yang diprediksi akan berlangsung panjang tahun ini, perhatian terhadap kesiapsiagaan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) semakin meningkat. Anggota Komisi III DPRD Kota Palangka Raya, Jati Asmoro, diminta untuk memastikan seluruh sarana dan prasarana (sarpras) penanggulangan karhutla dalam kondisi baik dan siap digunakan.
Permintaan ini disampaikan oleh sejumlah tokoh masyarakat dan relawan pemadam kebakaran, yang mengkhawatirkan potensi meningkatnya titik api seiring dengan penurunan curah hujan di wilayah Kalimantan Tengah.
“Kami berharap Komisi III dapat meninjau langsung kondisi alat-alat pemadam, baik di instansi pemerintah maupun di tingkat kelurahan. Jangan sampai ketika ada kejadian, sarpras justru rusak atau tidak layak pakai,” ujar Rahmat, salah satu relawan di kawasan Panarung.
Menanggapi hal tersebut, Jati Asmoro menyatakan siap untuk melakukan pemantauan secara langsung. Menurutnya, penanganan karhutla tidak hanya menjadi tanggung jawab satu pihak, melainkan perlu sinergi antara pemerintah, DPRD, masyarakat, dan pihak swasta.
“Komisi III akan mendorong optimalisasi anggaran untuk perawatan dan pengadaan alat, serta memperkuat koordinasi lintas sektor. Pencegahan lebih baik daripada pemadaman saat api sudah meluas,” tegas Jati.
Ia juga mengingatkan pentingnya edukasi kepada masyarakat, khususnya yang tinggal di kawasan rawan karhutla, agar tidak membuka lahan dengan cara membakar. Menurutnya, kesadaran kolektif menjadi kunci utama dalam menekan potensi bencana tahunan tersebut.
Pemerintah Kota Palangka Raya sebelumnya telah menyatakan status siaga karhutla dan mengaktifkan posko terpadu pemantauan titik api sejak awal Juni. Langkah ini sebagai bentuk antisipasi agar kejadian besar seperti tahun-tahun sebelumnya tidak terulang kembali.
(DEDDI)
0 Comments