JAKARTA - “Pemerintah terus memberikan dukungan kepada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) termasuk di masa pandemi COVID-19 saat ini,” tegas Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki dalam keterangan pers Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II-2021 secara virtual, Jakarta, Kamis, 5 Agustus 2021.
Tiga dukungan pemerintah terhadap UMKM di masa pandemi COVID-19 adalah:
Pertama, Kemenkop UKM akan terus mengoptimalkan penjualan produk-produk UMKM di marketplace serta mengurangi penjualan produk impor.
“Kami sudah ada kesepakatan dengan beberapa platform digital cross border untuk tidak menjual produk-produk impor, itu dengan Lazada, dengan Shopee, dan kami akan coba ajak yang lain. Saya kira ini penting untuk melindungi market kita dari serbuan produk-produk dari luar,” ujar Teten.
Teten menambahkan, terdapat tiga kelompok besar UMKM yang terus berkembang, yaitu sektor makanan dan minuman, homecare, dan healthcare.
Kedua, Kemenkop UKM juga mengupayakan adanya kelonggaran berusaha bagi usaha kecil.
“Saya kira sesuai dengan arahan Presiden, kami sedang menjajaki dengan pemerintah daerah untuk usaha-usaha kecil yang permintaannya masih ada untuk diberikan kelonggaran untuk berusaha, tetapi tetap dengan protokol kesehatan yang prima,” ujar Teten.
Ketiga, Kemenkop UKM juga akan membantu sektor UMKM untuk masuk ke dalam rantai pasok global.
“Kami juga melihat masih ada potensi-potensi ekspor di sektor UKM maupun juga ada market demand-nya tapi masih terkendala dari aspek supply chain-nya. Ini yang mungkin kami akan dekati satu per satu problemnya,” ujar Teten.
Sektor UMKM di Kuartal II-2021 Mulai Membaik
Pada kesempatan itu Teten juga menyampaikan bahwa sektor UMKM mulai membaik pada Kuartal II-2021. Hal ini diindikasikan oleh penyerapan kredit perbankan untuk UMKM yang hingga Mei sudah mencapai Rp1.024 triliun.
Penyerapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga mengalami peningkatan. Realisasi KUR sampai saat ini telah mencapai sekitar 58,09 persen dari target tahun 2021 sebesar Rp253 triliun. Hasil survei mandiri yang dilakukan juga menunjukkan adanya perbaikan di sektor UMKM pada Kuartal II.
“Ini dari Rp5.576 triliun atau sebesar 20 persen. Ini artinya kalau penyerapan pembiayaan perbankan sudah 20 persen ini hampir normal sebelum pandemi. 85 persen UMKM menyatakan sudah normal di Kuartal II, 22 persen juga yang sudah berhenti, beroperasi kembali,” pungkas Teten."
(Infokabinet/Tinus)
0 Comments