Nasional

Monumen Kapal Selam Surabaya Warisan Negara

SURABAYA - Monumen kapal selam monkasel, adalah sebuah monumen bersejarah, yang menjadi saksi bisu perjuangan bangsa indonesia menghadapi penjajah belanda kala itu.  Monumen ini dibangun sebagai wujud mengabadikan sejarah sekaligus pelestarian warisan negara. Dan sejak tanggal 15 juli 1998, Monkasel resmi menjadi  sarana destinasi  wisata  serta  edukasi  sejarah. Monumen terbesar di asia, Monkasel. Terletak di jalan  pemuda no. 39, Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya,  Jawa Timur. 

Merdeka.. Merdeka … bulan agustus setiap tahun kita peringati sebagai hari kemerdekaan, negara kita. Catatan sejarah, kisah heroic tokoh pahlawan, tempat sejarah, hingga peninggalan masa lampau ikut hadir mewarnai hari hari di bulan ini.  Nah tidak ada salah nya kita berkunjung ke  destinasi wisata sejarah, dalam rangka mengingat kembali salah satu perjalanan sejarah yang mengiringi kemerdekaan bangsa indonesia. Kita ke kawasan  jantung kota Surabaya, Jawa Timur. Monumen kapal selam yang familiar di sebut monkasel. Indonesia terkenal sebagai negara dengan wilayah maritim yang luas. Peninggalannya pun masih dapat dinikmati hingga saat ini, seperti  monumen kapal selam surabaya.yaitu sebuah kapal yang berada di darat, dimaksudkan sebagai bangunan museum. Surabaya juga dikenal sebagai Kota Pahlawan.

Kapal selam yang dijadikan monumen di kota Surabaya ini merupakan Kri Pasopati 410 yang asli, bukan replika. Kri pasopati 410 merupakan kapal selam pertama yang masuk ke angkatan laut pada 29 januari 1962.

Kapal Selam Kri Pasopati 410, memiliki tugas utama untuk menghancurkan garis musuh pengawasan, dan penggerebekan secara diam-diam. Kapal selam ini menjadi salah satu tulang punggung kekuatan TNI angkatan laut, dalam menjaga Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kapal selam buatan uni soviet tahun 1952 ini pernah dilibatkan dalam pertempuran laut aru, untuk membebaskan irian barat yang dikuasai belanda.

Pada 20 juni 1998 Kapal Selam Kri Pasopati 410 berhasil dibawa ke darat untuk dijadikan sebagai monumen. Memang tidak mudah. Dalam proses pemindahannya kapal selam itu dipotong menjadi 16 bagian, lalu dirakit kembali dan difungskan sebagai monumen bersejarah di Surabaya,  mengingatkan kembali perjuangan bangsa ini merebut kemerdekaan, membuktikan bahwa Indonesia memiliki  kekuatan maritim yang hebat.

Untuk masuk ke objek wisata ini, pengunjung dikenakan tarif masuk, namun tidak perlu khawatir. Tiket masuk monkasel cukup terjangkau hanya Rp15.000.  Buka jam 08 pagi hingga jam 9 malam. Oh ya, apabila memasuki dalam kapal selam ini, pengunjung tetap harus mengedepankan prokes dan di atas kapal sudah ada petugas yang menyambut para pengunjung lengkap dengan penjelasannya. Nah yang unik pengunjung bukan masuk dari haluan kapal, namun dari buritan kapal. Di dalam pengunjung akan dibawa kembali  ke kisah saat kapal ini masih aktif, membayangkan  penampakan dan aktifitas awak kapal kala itu. Pengunjung dapat memegang langsung senjata yang digunakan untuk menembak kapal musuh, melihat tempat tidur prajurit yang berdinas ruang kendali ruang komunikasi ruang peluncuran senjata dan lain sebagainya.   Apabila sudah puas melihat lihat dalam anjungan kapal pengunjung dipersilahkan melihat diorama kapal pasopati ini selama menjalankan misi dan tugasnya di ruang terpisah dan yang tidak kalah asiknya sembari mengunjungi monumen dikawasan ini juga di sediakan kursi kursi santai dengan café berjejer di kawasan ini dan view mengarah ke sungai.

(Olivia Tedja)

 

You can share this post!

0 Comments

Leave Comments