PALANGKA RAYA - Rapat kerja Pansus Pengawasan Anggaran Covid-19 dengan Dinas Kesehatan bersama Rumah Sakit Doris Sylvanus (RSDS) Palangka raya, mengungkapkan beberapa fakta yang juga menjawab pertanyaan masyarakat, khususnya terkait tingginya anggaran untuk pihak RSDS, namun semakin tinggi juga keluhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan.
Rapat kerja pansus dipimpin langsung Ketua Pansus Anggaran Covid-19, Yohannes Freddy Ering, didampingi Ketua Komisi III yang membidangi kesehatan dan kesejahteraan rakyat, Duwel Rawing bersama anggota pansus lainnya, dilaksanakan di ruang Rapat Gabungan/ kantor DPRD Kalteng, Selasa (21/7/2020).
Pada raker Pansus tersebut, Politisi PDI Perjuangan Kalteng ini mempertanyakan kualitas pelayanan RSDS dalam penanganan Covid-19. Dimana pelayanan yang diberikan dirasa tidak maksimal, bahkan melebihi ketika sebelum menjadi rumah sakit rujukan. Dari aspirasi masyarakat yang diserap, banyak keluhan dengan pelayanan di RSDS. Jauh sebelum Covid, keluhan itu lebih tinggi.
Freddy juga menyampaikan, seharusnya pelayanan RSDS semakin membaik, dengan ditambahnya anggaran serta telah dibantunya dengan rekrutmen tenaga relawan kesehatan yang fokus untuk pelayanan pasien Covid-19. Pelayanan kesehatan di luar Covid-19 semestinya tidak terganggu. Dari diskusi yang terjadi, diduga kinerja SDM yang banyak di RSDS dirasa tidak efektif dan menjiwai dalam memberikan pelayanan kesehatan publik.
Kalangan DPRD pun menegaskan, sebaiknya pihak RSDS melakukan revitalisasi tenaga SDM. Jika lebih baik ramping namun menjiwai pelayanan kesehatan maksimal, maka akan lebih efisien ketimbang gemuk SDM. Anggaran besar namun banyak keluhan masyarakat dan tanggapan negative.
Selain itu, juga dapat meng-eleminir terjadinya ketimpangan dan pelangggaran SDM, sehingga pelayanan masyarakat semakin membaik. “Apalagi ruang isolasi dan non isolasi dekat, harapannya perlu ada tembok tebal yang membatasi antara wilayah perawatan Covid-19 dan ruang perawatan biasa,” ungkap Fredy.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Doris Sylvanus, Yayu Indriaty, usai kegiatan, tidak menampik gemuknya SDM di RSUD yang dipimpinnya. Ia mengatakan, sumber daya yang ada memang sangat besar. Dengan kondisi tersebut, akan dilakukan evaluasi dan identifikasi pada beberapa titik yang menyebabkan permasalahan, dan boleh intervensi bagaimanna streatmennya. Langkah itu dilakukan dengan maksud sumber daya yang banyak tetap optimal, walaupun kedepan akan ada kebijakan baru yang tersirat diduga istilah eliminasi SDM.
Yayu menambahkan, setiap tahun RSDS diharuskan untuk melakukan pengusulan ketenagaan yang sesuai hasil evaluasi, pegawai mana yang benar-benar diperlukan, sesuai kriteria dan menjiwai pelayanan publik.
(MN/MB)
0 Comments