PALANGKA RAYA - Yuas Elko, Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Provinsi Kalimantan Tengah, menyatakan mengenai tantangan terkait pemenuhan plasma 20% dalam perkebunan kelapa sawit di wilayahnya.
Dalam wawancara singkat disela sela kegiatan berlangsung, Yuas Elko memberikan gambaran tentang upaya pemerintah untuk mendorong perusahaan perkebunan kelapa sawit agar memenuhi janji pengadaan plasma 20% kepada masyarakat. Hal ini ia sampaikan pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang digelar di Swiss-Belhotel Danum Kota Palangka Raya, pada Selasa, 12 September 2023 lalu.
Yuas Elko menggarisbawahi perbedaan pemahaman antara perusahaan dan masyarakat terkait konsep plasma. Beberapa perusahaan mungkin beranggapan bahwa plasma dapat berada di luar lahan perkebunan yang sudah ada, sementara sebagian masyarakat memahaminya sebagai plasma yang harus ada, entah di luar lahan yang sudah ada atau di dalam kebun inti.
Dalam upayanya mengatasi ketidaksesuaian pemahaman ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menggelar FGD dengan tujuan untuk mengidentifikasi akar masalah dan merumuskan solusi konkret yang dapat meningkatkan pola kemitraan dalam perkebunan kelapa sawit. Yuas Elko menegaskan pentingnya membangun pola kemitraan yang melibatkan masyarakat dalam perusahaan perkebunan kelapa sawit sebagai langkah menuju pemenuhan janji pengadaan plasma.
Hal ini menggambarkan tantangan yang dihadapi dalam implementasi plasma 20% dalam perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah. Pemerintah berharap bahwa melalui kerja sama dengan perusahaan dan pemahaman yang lebih baik antara semua pihak terkait, pemenuhan plasma ini dapat berlangsung secara adil dan berkelanjutan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar kebun kelapa sawit.
(Hariri)
0 Comments