Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palangka Raya, meminta pemerintah kota meningkatkan pengawasan terhadap distribusi gas elpiji tiga kilogram. "Pengawasan ini untuk mengantisipasi kelangkaan gas elpiji 3 kg akibat tingginya permintaan gas bersubsidi di tingkat eceran serta memastikan distribusi tepat sasaran," kata Ketua DPRD Kota Palangka Raya, Sigit K Yunianto di Palangka Raya, Kamis. Untuk itu, Politisi PDI Perjuangan itu meminta pemerintah kota meningkatkan koordinasi dengan Pertamina serta berbagai pihak untuk memastikan gas tiga kilogram itu digunakan masyarakat yang berhak menerima. "Pengawasan ini harus dilakukan dari hulu hingga hilir agar tidak ada kebocoran distribusi yang menyebabkan tingginya harga gas dan kelangkaan barang. Terlebih lagi saat ini kita dilanda pandemi COVID-19 yang juga berdampak pada sisi ekonomi," katanya. Saat ini sejumlah warga di Kota Palangka Raya mengeluhkan tingginya harga elpiji 3 kg bersubsidi di tingkat pengecer yang mencapai Rp35.000 per tabung. "Harga ini jauh dari harga eceran tertinggi (HET). Sudah dua pekan ini harga mencapai Rp35.000 dari sebelumnya Rp30.000 per tabung. Padahal HET di tingkat pangkalan Rp17.500 per tabung," kata Intan Aini, warga jalan Jati, Palangka Raya. Meski tidak terjadi kelangkaan barang, ibu dua anak itu pun mengaku bingung dengan masih tingginya harga jual gas bersubsidi di wilayah ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah itu.
(HB)
0 Comments