P. Pisau

Peningkatan Kapasitas Dokter dan Ahli Gizi di Pulang Pisau untuk Penanganan Stunting

PULANG PISAU  -  Pada hari Senin (04/09/2024), dalam acara pelatihan tata laksana stunting yang diadakan untuk dokter umum dan ahli gizi, dr. Pande Putu Gina selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau, menekankan pentingnya pemahaman setiap dokter di wilayah tersebut dalam menangani kasus stunting. Ia menyatakan bahwa dokter harus mampu memberikan penanganan yang baik agar pertumbuhan dan perkembangan anak bisa terkejar, terutama dalam tata laksana stunting.

Pelatihan ini, jelas Pande, bertujuan melatih dokter untuk melakukan deteksi dini jika ada indikasi stunting pada anak. Misalnya, jika perkembangan berat atau tinggi badan anak tidak meningkat, dokter harus mampu menganalisis penyebabnya, termasuk mengecek apakah ada penyakit penyerta yang mempengaruhi kondisi tersebut. Selain dokter, tenaga ahli gizi juga dilatih untuk menjadi spesialis dalam menyusun menu yang memenuhi kebutuhan gizi seimbang, dengan memanfaatkan bahan pangan lokal.

Lanjut ditambahkan oleh Penjabat Bupati Pulang Pisau, Nunu Andriani, ia menyampaikan bahwa peningkatan kapasitas tenaga kesehatan melalui pelatihan ini sangat penting. Tenaga kesehatan, terutama di Puskesmas dan Posyandu di desa dan kelurahan, harus siap melakukan intervensi kepada keluarga yang berisiko stunting. Hal ini dianggap krusial dalam mendukung upaya pemerintah mengurangi angka stunting di Kabupaten Pulang Pisau.

Nunu juga menekankan bahwa tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam melakukan deteksi dini, penanganan, serta monitoring pasien stunting. Tenaga gizi di Puskesmas bertanggung jawab memantau perkembangan balita, memberikan edukasi gizi kepada ibu dan keluarga, serta menyusun menu makanan yang mendukung perbaikan gizi anak agar tumbuh kembang mereka optimal.

Dari hasil audit kasus stunting, Nunu Andriani mengidentifikasi beberapa faktor penyebab stunting di Pulang Pisau. Di antaranya adalah kurangnya pemberian ASI eksklusif, imunisasi yang tidak lengkap, MP-ASI yang tidak memadai, sanitasi lingkungan yang buruk, serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam keluarga yang masih kurang diterapkan dan masih belum disadari masyarakat

 

(Marselinus)

 

 

You can share this post!

0 Comments

Leave Comments