Kotim

Penularan COVID-19 di Kotim dari Luar Daerah

SAMPIT - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terlebih saat bepergian ke daerah zona merah COVID-19 karena sangat berisiko terjadi penularan dan terbawa pulang ke daerah ini. Sekretaris Daerah (Sekda) Kotim Halikinnor Supian Hadi menyebut, seperti Kecamatan Parenggean itu merupakan kluster baru, terbanyak di pasar. Pedagang sering berinteraksi saat bepergian ke Banjarmasin. Sementara Banjarmasin adalah daerah hitam.  “Besar kemungkinan itu yang membuat terjadi penularan terbawa ke Parenggean,” kata Halikinnor, Minggu (9/8). Hingga Minggu siang, imbuhnya, jumlah warga Kotim yang terjangkit COVID-19 sebanyak 73 orang, terdiri dari 58 orang sudah sembuh, 5 orang meninggal dunia dan 10 orang masih dirawat. Selain itu terdapat 59 orang berstatus sebagai ODP. Dari data tersebut, termasuk di dalamnya satu orang pasien nomor 50 yaitu perempuan berusia 34 tahun asal Kecamatan Parenggean yang dinyatakan sembuh. Namun, juga terdapat dua pasien baru yaitu pasien nomor 72 dan 73 yaitu perempuan dari Kecamatan Mentaya Hilir Selatan yang ada riwayat bepergian ke daerah zona merah, dan seorang perempuan asal Kecamatan Parenggean yang sempat kontak erat dengan pasien nomor 67. Berdasarkan data, sebagian besar penularan COVID-19 di Kotawaringin Timur berasal dari luar daerah.  “Warga yang terkonrmasi positif COVID-19 diduga tertular virus mematikan itu setelah bepergian dan pulang dari zona merah seperti Gowa, Bogor, Jakarta, Banjarmasin, Palangka Raya dan lainnya,” ungkapnya.  Dari satu orang, virus tersebut menulari orang lainnya yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien terkonrmasi positif COVID-19. Terakhir, belasan orang di Kecamatan Parenggean terkonrmasi positif COVID-19, bahkan satu orang meninggal dunia. Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur mengambil langkah cepat dengan melakukan operasi khusus di Parenggean. Selain melacak orang-orang yang kontak erat dengan pasien, petugas juga melakukan desinfeksi massal untuk memutus mata rantai penularan COVID-19. Tes cepat massal juga dilakukan secara masif. Pedagang di pasar diarahkan mengikuti tes cepat untuk mendeteksi apakah masih ada yang terindikasi terpapar COVID-19 dari kluster baru di kecamatan tersebut.

 

(humbet/JJ)

You can share this post!

0 Comments

Leave Comments