Kalteng

PPKM Mura Turun ke Level 2, Ini Penjelasan Kadiskes 

MURUNG RAYA - Sejak dilaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di seluruh Indonesia mulai bulan Juli 2021 lalu, Kabupaten Murung Raya (Mura) termasuk salah satu kabupaten yang berhasil menerapkan pelaksanaan PPKM, mulai dari level 4, turun ke level 3, dan sekarang Mura berada di level 2.

Keberhasilan MURA turun ke level 2, tidak terlepas dari pengawasan dalam menjalankan pelaksanaan PPKM, dan disiplinnya masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Tidak hanya itu, program percepatan vaksinasi untuk memberikan kekebalan kelompok bagi masyarakat juga berjalan dengan lancar, bahkan antusias masyarakat tinggi untuk menerima vaksin Covid-19.

Murung Raya sekarang sudah berada di level 2, setelah dua minggu menjalankan aturan PPKM level 3, dan turun ke level 2. Sekarang tugas kita bagaimana mempertahankan level ini, dan menurunkan ke level 1.

Bagaimana caranya? Tentu dengan tetap mendisiplinkan diri dan mematuhi protokol kesehatan (Prokes). "Selalu memakai masker, tetap menjaga jarak dan membiasakan hidup bersih dengan selalu mencuci tangan,” ujar Kadiskes MURA Suria Siri, Rabu (6/10/2021).

Dalam pelaksanaan vaksinasi, kata Suria Siri, Pemkab Murung Raya juga mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Forkopimda, dalam menggesa pencapaian vaksin bagi seluruh masyarakat Mura.

Untuk vaksinasi juga dipercepat dengan semakin antusiasnya masyarakat untuk divaksin. Namun, tetap ada pengawasan terhadap protokol kesehatan, walaupun sudah vaksin tetap diwajibkan disiplin prokes.

Tak lupa Suria Siri juga mengimbau, saat ini varian baru yang sudah masuk di beberapa negara. Tetap harus ada kepawsapadaan, agar jangan sampai masuk ke Mura. 

“Hal ini tentunya harus dengan pengawasan yang ketat terhadap orang yang masuk ke wilayah kita ini,” tegasnya. Seperti yang dilansir dari Wikipedia, Varian Mu juga dikenal sebagai garis keturunan B1.621 atau VUI-21JUL-1, adalah salah satu varian SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19. Varian tersebut pertama kali terdeteksi di Kolombia pada Januari 2021. Menurut WHO, varian ini memiliki mutasi yang mungkin membuatnya lebih resisten terhadap vaksin saat ini.

"Pemkab juga terus berusaha untuk meminta bantuan penambahan vaksin dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kesehatan,” tutup Suria Siri.

(Ady Natha/Altius)

 

 

You can share this post!

0 Comments

Leave Comments