Palangka Raya – Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Edy Pratowo menegaskan bahwa program cetak sawah merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat, daerah, dan seluruh pemangku kepentingan. Hal ini disampaikannya saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Program Cetak Sawah di Aula Eka Hapakat, Kantor Gubernur Kalteng, Kamis (25/9/2025).
Edy menekankan bahwa Kalimantan Tengah memiliki peran strategis sebagai salah satu provinsi penopang utama ketahanan pangan nasional. Karena itu, keberhasilan program cetak sawah di wilayah ini menjadi bagian penting dari agenda pembangunan nasional.
“Kita harus memiliki semangat dan chemistry yang sama untuk menyukseskan program swasembada pangan, khususnya melalui kegiatan cetak sawah dan optimalisasi lahan di Kalteng,” tegasnya.
Wagub juga meminta seluruh pihak menjaga disiplin dalam pelaporan progres kegiatan agar sesuai dengan kondisi riil di lapangan. “Kalau capaian hanya 70 persen, maka yang dibayarkan juga 70 persen. Jangan sampai ada ketidaksesuaian, karena seluruh proses diawasi aparat penegak hukum,” ujarnya menekankan transparansi dan akuntabilitas.
Berdasarkan data, program cetak sawah di Kalteng semula ditargetkan seluas 85.000 hektar, kemudian dikontrakkan 66.198 hektar. Setelah adanya perubahan DIPA, target menjadi 71.041 hektar dan diadendum menjadi 53.631 hektar. Selain itu, program optimalisasi lahan ditargetkan seluas 6.482 hektar.
Sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Pusat di daerah, Pemprov Kalteng berkomitmen penuh mendukung pelaksanaan program strategis ini. Wagub juga mengajak pemerintah kabupaten/kota untuk bersinergi agar percepatan realisasi bisa tercapai sesuai target waktu.
Menariknya, dalam kesempatan itu, Edy juga menanggapi aksi mahasiswa yang menyampaikan aspirasi bertepatan dengan Hari Tani. Ia menilai kritik tersebut sebagai bentuk kontrol sosial yang positif.
“Kita ambil sisi baiknya. Aspirasi mereka menjadi motivasi bagi kita untuk bekerja lebih sungguh-sungguh dan disiplin,” tutupnya.
(Daddy)
0 Comments