PALANGKA RAYA – Staf Ahli (Sahli) Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Yuas Elko menghadiri secara virtual Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024 bersama Menteri Dalam Negeri RI dari Ruang Rapat Bajakah, LT. II Kantor Gubernur Kalteng. Rapat Koordinasi dipimpin oleh Plt Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir.
Saat pimpin rakor, Plt Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir menekankan agar fokus pada penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) agar dari Minggu ke Minggu tidak terjadi perubahan.
“Hal-hal yang berkaitan yang penting, hal-hal yang terjadi perubahan khususnya kenaikan atau inflasi, ini yang kita fokuskan”, tuturnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa di Badan Pusat, Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini dalam paparannya menyampaikan terkait Inflasi Tahun Kalender pada Oktober 2024 (y-to-d,%), secara bulanan Indonesia mengalami inflasi sebesar 0,08% setelah lima bulan sebelumnya deflasi. Dibandingkan dengan akhir tahun lalu, pada Oktober ini inflasi tahun kalender sebesar 0,82% dimana komponen inti memberikan andil sebesar 1,22%, komponen harga diatur pemerintah memberikan andil sebesar 0,08% dan komponen bergejolak memberikan andil -0,48%.
Lebih lanjut Pudji Ismartini memaparkan terkait perkembangan inflasi menurut komponen per Januari – Oktober 2024. Untuk komponen inti selalu mengalami inflasi dari awal tahun secara bulanan. Pada Oktober inflasi sebesar 0,22%, dibanding akhir tahun lalu, inflasi tahun kalender sebesar 1,91%. Komponen harga diatur pemerintah pada Oktober kembali mengalami deflasi yaitu sebesar 0,25%, dibanding akhir tahun lalu, komponen harga diatur pemerintah masih inflasi yaitu sebesar 0,42% (y-to-d). untuk komponen bergejolak mengalami deflasi 7 bulan berturut-turut dari April, namun pada Oktober deflasi melemah yaitu sebesar 0,11%, dibanding akhir tahun lalu, komponen bergejolak deflasi sebesar 2,92%. Komoditas yang sering memberikan andil inflasi bulanan Januari-Oktober 2024 antara lain sigaret kretek mesin (SKM), emas perhiasan, kopi bubuk, daging ayam ras, ikan segar, beras dan bawang merah. Sedangkan komoditas yang sering memberikan andil deflasi bulanan Januari-Oktober 2024 antara lain tomat, cabai merah, telur ayam ras, cabai rawit, daging ayam ras dan tarif angkutan udara.
Pudji Ismartini menjelaskan, harga bawang merah sampai dengan M1 November 2024 naik sebesar 11,26% dibanding Oktober 2024 dimana jumlah kabupaten/ kota yang mengalami kenaikan harga bawang merah pada M1 November 2024 bertambah dibanding minggu sebelumnya, harga daging ayam ras sampai dengan M1 November 2024 naik sebesar 1,83% dibanding Oktober 2024 dimana jumlah jumlah kabupaten/ kota yang mengalami kenaikan harga daging ayam ras pada M1 November 2024 berkurang dari minggu sebelumnya tercatat daging ayam ras mengalami kenaikan harga di 51,67% wilayah di Indonesia, harga minyak goreng sampai dengan M1 November 2024 naik sebesar 0,55% dibanding Oktober 2024 dimana jumlah kabupaten/ kota yang mengalami kenaikan harga minyak goreng pada M1 November 2024 berkurang dibanding minggu sebelumnya, dan harga bawang putih sampai dengan M1 November 2024 naik sebesar 0,90% dibanding Oktober 2024 dimana jumlah kabupaten/ kota yang mengalami kenaikan harga bawang putih pada M1 November 2024 bertambah dibanding minggu sebelumnya.
(Deddi)
0 Comments