PALANGKA RAYA - Merantau ke ibu kota semata-mata tidak hanya untuk menunjang akademik namun juga untuk mengadu nasib. Seperti halnya satu mahasiswi ini yang bekerja paruh waktu sebagai barista disalah satu cafe yang ada di kota Palangkaraya .
Kota Palangka Raya adalah kota sejuta cerita khususnya untuk salah satu mahasiswi yang sedang mengambil studinya disalah satu institut di kota palangkaraya. Pada masa pandemi perkuliahan sendiri dikombinasi dengan dalam jaringan. Dia mencoba peruntungannya sebagai seorang barista di salah satu coffe shop yang ada di kota Palangkaraya.
Dalam bincang-bincang santainya bersama kru, Mila mengungkapkan bahwa menjadi seorang barista tidaklah semudah yang dia kira. Pada awalnya dia hanya berpikir seorang barista adalah seorang pramusaji suatu minuman. Pada saat pertama kali dia menggeluti profesi sebagai seorang barista ternyata banyak hal yang harus dipelajari, seperti lingkungan baru yang tidak sama fengan lingkungan akademik, menghafal jenis-jenis coffee dan setiap menunya berbeda-beda. Resepnya harus jeli akan takarannya karena dapat merubah rasa.
Dari cerita Mila kita bisa mengutip bahwa sebagai generasi milenian kita tidak harus hidup monoton. Masa muda dihabiskan hanya untuk mengejar pendidikan namun juga bisa mencari pengalaman lain untuk membuka hal baru dan menemukan skill, minat dan pasion terpendam diluar dari akademika.
(Saskia Meinina // Katharina Widya)
0 Comments