FOTO: GIYA/HUMA BETANG
PENJELASAN - Bupati Seruyan Yulhaidir saat menjelaskan perihal keterlambatan pembayaran asrama Mahasiswa, Minggu (03/04/2022).
KUALA PEMBUANG - Bupati Seruyan Yulhaidir menyampaikan terkait masalah kenapa pembiayaan sewa asrama mahasiswa di beberapa wilayah luar Kalimantan Tengah (Kalteng) belum di bayar saat ini, seperti di daerah Jogjakarta salah satunya.
Ia menjelaskan Pemerintah Daerah Kabupaten Seruyan sampai saat ini belum menganggarkan lagi biaya untuk sewa asrama kembali. Ada beberapa hal yang menjadi penyebabnya, seperti biaya penyewaan tersebut tidak dapat dilakukan setiap tahun karena ada regulasi peraturan yang membatasi hanya bisa dilakukan penganggaran per dua tahun sekali.
“Saya sampaikan bahwa saat ini ada regulasi yang harus diikuti terkait masalah sewa asrama di luar Kalimantan Tengah, yakni bahwa hanya bisa dilakukan setiap dua tahun sekali saja. Contohnya bila sudah dianggarkan tahun 2021, maka untuk tahun 2022 anggaran tersebut tidak bisa dilakukan, biasanya akan dibahas di tahun 2023,” tegasnya di Kuala Pembuang, Minggu (03/04/2022).
Selain itu Yulhaidir menyampaikan bahwa saat ini keberadaan asrama di luar Kalteng dinilai kurang efektif membantu mahasiswa, karena hanya terbatas saja mahasiswa yang bisa di tampung di sana. Contohnya seperti di wilayah Jogjakarta hanya didiami oleh beberapa mahasiswa saja dan masih banyak mahasiswa asal Seruyan yang tinggal di luar, mencari tempat tinggal sendiri, jadi keberadaan asrama tersebut dirasa kurang efektif.
“Terkait masalah asrama di luar Kalteng, dan beberapa tempat lainya, saya mendapatkan kabar bahwa yang tinggal di asrama tersebut hanya orang itu-itu saja, hingga keadilan buat mahasiswa yang lain bagaimana. Jadi kami nilai keberadaan asrama tersebut masih kurang efektif dalam membantu mahasiswa asal Kabupaten Seruyan,” paparnya.
Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Seruyan akan mengkaji lebih lanjut, agar bantuan yang diberikan bisa dirasakan secara merata, seperti progaram beasiswa bagi mahasiswa yang menempuh pendidikan D III (tiga) dan S1, supaya semua bisa merasakan bantuan dari pemerintah daerah bukan segelintir saja.
“Saya berpendapat lebih baik memberikan bantuan berupa beasiswa saja kepada pelajar yang berada di luar daerah, karena lebih efektif semua bisa merasakan bukan cuma beberapa orang saja yang menikmati bantuan tersebut, tapi tetap dengan menyesuaikan dengan keuangan daerah di tahun 2023,” pungkasnya.
(Giya/Altius)
0 Comments