Barut

Dinkes Barito Utara Sharing Serta Diskusi  Stunting Dan permasalahannya

MUARA TEWEH– Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Utara, mengadakan kegiatan sharing dan diskusi tentang Stunting dan permasalahannya. Dalam diskusi ini dihadiri guru besar Faklutas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Prof Dr Husaini.

Kegiatan sharing dan diskusi tersebut dibuka Kepala Dinas Kesehatan Barito Utara H Siswandoyo dihadiri Kepala Bidang lingkup Dinas Kesehatan serta dari lintas sektor dan lintas program penanganan stunting di Barito Utara.

Data hasil pemantauan Status Gizi pada tahun 2019 menunjukan angka stunting di barito Utara sebersar 26,57 persen dan untuk tahun 2021 berdasarkan data Survei Ststus Gizi Balita Indonesia (SSGBI) angka stunting di Barito Utara sebesar 28,3 persen,.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan H Siswandoyo saat membuka kegiatan tersebut, Jumat (10/6/2022).

Dikatakan Siswandoyo, upaya penurunan stunting dilakukan melalui dua intervensi yaitu intervensi gizi spesipik untuk mengatasi penyebab langsung dan intervensi gizi sensitif untuk mengatasi penyebab tidak langsung.

Menurutnya, intervensi gizi spesifik merupakan kegiatan yang langsung mengatasi terjadinya stunting seperti asupan makanan, infeksisttus gizi ibu, penyakit menular dan kesehatan lingkungan.

Lebih lanjut Siswandoyo, intervensi gizi sensitif mencakup peningkatan penyediaan air bersih dan sarana sanitasi, peningkatan akses dan kualitas pelayanan gizi dan kesehatan, peningkatan kesadaran, komitmen dan praktik pengasuhan gizi ibu dan anak. “Kemudian, peningkatan akses pangan bergizi. Intervensi gizi sensitif umumnya dilaksanakan di luar Kementerian Kesehatan,” kata dia.

Siswandoyo juga mengatakan, Kabupaten Barito Utara terus berupaya dalam mengoptimalkan program-program untuk penurunan stunting tersebut termasuk yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan melalui upaya intervensi gizi spesifik, penyediaan data angka stunting dan cakupan pelayanan kesehatan melalui aplikasi e-PPGBM.

Termasuk kegiatan yang dilaksanakan pada hari ini bersama perguruan tinggi selaku patner kerja dalam penurunan stunting ini. Hari ini akan mendengarkan sharing dan diskusi tentang stunting dan permasalahannya untuk memperkaya wawasan dalam upaya penurunan stunting khususnya dalam penyusunan regulasi daerah terkait stunting dan komumikasi perubahan perilaku di Barito Utara.

Sementara, guru besar Faklutas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Prof Dr Husaini dalam kegiatan tersebut menjelaskan solusi pemecahan masalah stunting pertama yaitu tingkatkan kegiatan berbasis keluarga di Kampung Keluarga Berkualitas (K2B). Kedua, revitalisasi Posyandu, ketiga, intervensi gizi spesifik dan sensitif, ke empat, intervensi penurunan stunting yang harus ada di desa dan kelima peta siklus keluarga.

Upaya percepatan penurunan stunting kata dia, intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif. Untuk intervensi gizi spesifik, pertama PMT untuk mengatasi KEK pada bumil, TTD untuk anemia bumil, konsumsi garam berzodium, ASI eklusif, pemberian ASI sampai usia 2 tahun didampingi dengan MP Asi adekuat imunisasi.

Kemudian, suplementasi zink, fortifikasi zat besi ke dalam makanan, obat cacing, vitamin A, tata laksana gizi buruk, penanggulangan malaria, pencegahan dan pengobatan diare dan cuci tangan dengan benar.

(Syarbaini)

 

You can share this post!

0 Comments

Leave Comments