PANGKALAN BUN - Tarian Gedruk Asal Magelang Jawa Tengah, menjadi salah satu pusat perhatian warga, Kabupaten Kotawaringin Barat, saat berada di area car free day pada minggu 4/8/2024, ditaman Kota Manis Bundaran Pancasila, kesenian gedruk atau tari topeng ireng, memiliki ciri khas menggunakan, hentakan kaki dan kelincahan para penarinya yang, dipadukan dengan musik campursari.
Ttarian Gedruk Magelang, dari kelompok kesenian putro ponco kawedar, yang di Ketuai Selamet Nurhidayat, berada Desa Bumi Harjo Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Tarian Gedruk dipentaskan dalam acara, Festival Kobar Kreatif yang mengapresiasi tari kreasi yang dilaksanakan, di Taman Kota Manis Bundaran Pancasila.
Mengembangan seni tari gedruk juga mengapresiasi, keberadaan para penari yang, sebagian besar kalangan anak muda yang senang berkreasi dibidang kesenian daerah. Keterlibatan anak muda sangat dibutuhkan, sebagai salah satu bentuk bukti nyata, bahwa regenerasi pelaku kesenian gedruk, masih ada dan masih diminati bahkan akan terus dilestarikan karna sayang untuk di tinggalkan.
Komonitas sanggar tari gedruk magelang, didirikan pada akhir tahun 2017 dengan, kurun waktu dua bulan dan masuk di tahun 2018, sudah sering tampil diberbagai acara, pentas seni budaya hingga datang memenuhi undangan untuk menghibur warga di Kecamatan Airupas Kalimantan Barat, bahkan ditahun 2019 pernah mengikuti festival yang diadakan oleh Dinas Pariwisata Kobar, dan menjadi juara.
Keunikan dari kesenian tari gedruk, menggambarkan kisah kemarahan buto atau, raksasa gunung merapi, selain itu ke unikan dari kesenian tari gedruk terlihat dari, aksesoris yang digunakan seperti lonceng kecil pada kaki,baju yang digunakan para penari, serta menggunakan aksesoris topeng diwajahnya.
Tarian gedruk dipercaya penuh dengan mistis, pasalnya semua penari terlihat lincah, dan kuat meski saat tampil dalam kondisi, cuaca sangat panas dibawah terik matahari, dan hampir semua penarinya mengalami, kerasukan atau kesurupan, menurut Selamet Hidayat hal tersebut merupakan, hal yang sudah biasa dialami para penari saat tampil, menghibur masyarakat.
(Rudi Bintoro)
0 Comments