JAKARTA - “Perekonomian Indonesia berhasil tumbuh positif sebesar 7,07 persen pada Triwulan II-2021, dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya (year-on-year/y-on-y). Sedangkan jika dibandingkan dengan Triwulan I-2021, tumbuh sebesar 3,31 persen (quarter-to-quarter). Kalau kita bandingkan dengan Triwulan II-2020 atau secara y-on-y perekonomian Indonesia tumbuh 7,07 persen,” ujar Kepala BPS Margo Yuwono, dalam keterangan pers secara virtual, Jakarta, Kamis, 5 Agustus 2021.
Margo Yuwono menambahkan, secara kumulatif ekonomi Indonesia Semester I-2021 tumbuh sebesar 3,10 persen dibandingkan Semester I-2020. Di sisi produksi, pertumbuhan terjadi di semua lapangan usaha. Sektor usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Transportasi dan Pergudangan sebesar 25,10 persen dan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 21,58 persen. Industri Pengolahan yang memiliki peran dominan juga mengalami pertumbuhan sebesar 6,58 persen.
“64,85 persen PDB [Produk Domestik Bruto] itu berasar dari sektor Industri, Pertanian, Perdagangan, Konstruksi, dan Pertambangan. Artinya, pergerakan atau pertumbuhan ekonomi dari sektor-sektor ini itulah yang berpengaruh besar kepada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan,” ujar Kepala BPS.
Sementara di sisi pengeluaran, komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 31,78 persen. Sedangkan Konsumsi Rumah Tangga yang memiliki peran dominan tumbuh sebesar 5,93 persen.
“84,93 persen PDB Triwulan II-2021 berasal dari Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi. Artinya bahwa pergerakan Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi itu berpengaruh besar atau dominan mempengaruhi ekonomi secara keseluruhan,” imbuh Margo.
Sedangkan Konsumsi Pemerintah yang juga menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi mengalami pertumbuhan 8,06 persen.
“Kenaikan itu karena juga untuk memenuhi pengeluaran konsumsi kolektif maupun individu untuk berbagai program pemerintah dalam kerangka menangani pandemi COVID-19, di antaranya adalah program vaksinasi, pengadaan alat uji medis, penyemprotan disinfektan, testing dan tracing, serta program-program lainnya yang terkait dengan pemulihan kesehatan,” ujar Margo.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia ini ditunjang dengan peningkatkan kinerja ekspor dan impor. Kinerja ekspor Indonesia meningkat sebesar 55,89 persen (y-on-y) sedangkan juga dibandingkan dengan triwulan I-2021 tumbuh 10,36 persen.
Peningkatan ini juga dipengaruhi perbaikan ekonomi global terutama beberapa negara yang menjadi mitra dagang Indonesia, seperti Amerika Serikat yang tumbuh 12,2 persen, Cina 7,9 persen, Singapura 14,3 persen, Korea Selatan 5,9 persen, Vietnam 6,6 persen, Hong Kong 7,5 persen, dan Uni Eropa 13,2 persen.
“Pulihnya ekonomi pada negara-negara yang mitra dagang kita, itu mendorong permintaan luar negeri dan itu ekspor kita meningkat,” ujarnya Kepala BPS.
Berdasarkan sektor, secara y-on-y kinerja ekspor di sektor migas tumbuh cukup tinggi yaitu 86,12 persen, pertanian 13,24 persen, industri 51,76 persen, serta tambang dan lainnya 77,83 persen.
“Peningkatan ekspor itu dia akan juga memberikan efek ganda kepada sektor-sektor pendukungnya ikut tumbuh. Jadi peran ekspor menjadi sangat berarti dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Margo.
Selain ekspor, kinerja impor Indonesia juga mengalami pertumbuhan sebesar 50,21 persen (y-on-y) dan 9,88 persen (q-to-q). Sektor yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi adalah impor bahan baku/penolong yaitu sebesar 57,80 persen (y-on-y).
“Dengan permintaan domestik untuk bahan baku yang tinggi, itu menunjukkan bahwa ekonomi domestik pada triwulan II ini juga mengalami perbaikan. Ada aktivitas yang tinggi karena impor bahan baku/penolong itu melonjak cukup tajam,” ujarnya.
Peningkatan impor juga terjadi pada barang modal, yaitu sebesar 29,11 persen (y-on-y) dan barang konsumsi, yaitu sebesar 31,50 persen (y-on-y).
(InfoKabinet/Tinus)
0 Comments