FOTO: BPKP
DISKUSI PENGELOLAAN PERTANIAN - Gubernur usai berdiskusi mengenai pengelolaan masyarakat dan mode pertanian, Rabu (19/8) lalu.
PALANGKA RAYA - Usai ditetapkan menjadi penyelenggara pelaksanaan program ketahanan pangan nasional (food estate). Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov), terus melakukan berbagai rapat koordinasi dan menggelar forum diskusi untuk membahas berbagai upaya untuk mengoptimalkan program tersebut.
Salah satunya adalah kunjungan audiensi Direktur Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian Kementrian Pertanian (Kementan) RI Sarwo Edy, dan Kaban Litbang Pertanian Fadjri Jufri, bersama sejumlah staf Kementrian Pertanian RI yang diterima secara langsung oleh Gubernur Kalteng Sugianto Sabran di Istana Isen Mulang Rabu (19/8) malam kemarin.
“Dalam pertemuan tersebut, kami bersama rombongan Kementan banyak berdiskusi mengenai pengelolaan masyarakat dan mode pertanian untuk capaian peningkatan pembangunan membantu masyarakat,” ucapnya.
Selain itu, imbuhnya, juga sinergi dalam membangun untuk mendukung program pemerintah pusat ketahanan pangan di Kalteng, food estate, serta berbagai pembahasan dan menjalankan program pembangunan food estate di Kapuas dan Pulang Pisau oleh pihak Kementrian Pertanian.
Secara tegas, Sugianto menyatakan bahwa Pemprov Kalteng mendukung penuh rencana program food estate oleh pemerintah pusat yang sudah dirancang oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
“Kami optimis bahwa program food estate di Kalteng ini dapat berhasil setelah beberapa respon positif yang didapat saat kunjungan beberapa menteri sampai Presiden Jokowi, yang langsung ditindak lanjuti dengan percepatan pembangunan sarana dan prasarana di lapangan,” urai Sugianto.
Sugianto menyampaikan, Kunker Dirjen Prasarana Sarana Pertanian didampingi direktur perluasan lahan, staf mabes AD, selama dua hari, dalam rangka pemantapan penyiapan lahan food estate kalteng pada tahap pertama seluas 30.000 hektare. Di wilayah Pulang Pisau seluas 10.000 hektare dan wilayah Kapuas 20.000 hektare, dimana penanaman ditargetkan akan berlangsung pada bulan September 2020.
Selanjutnya, tim kementrian memantau pembuatan sarana di Desa Tahai Baru, Kecamatan Maliku, dan pengolahan lahan di Desa Mulya Sari, Kecamatan Pandih Batu, dengan menggunakan alat mesin pertanian (mekanisasi) Surjan dengan lebar empat meter, dimana berfungsi sebagai jalan usaha tani untuk angkut produksi. Sementara di kanan dan kiri ditanami tanaman holtikultura seperti jeruk, cabai dan lainya. Selain itu juga terdapat saluran irigasi yang bisa dimanfaatkan untuk peternakan dan perikanan.
(BPKP/JJ)
0 Comments