JOGJAKARTA - Keterbatasan fisik seseorang tampaknya tidak menghalanginya untuk berkarya. Para kaum penyandang difabel zone ini contohnya. Dibawah kepemimpinan wanita bernama Lidwina Wurie, sang penggagas Yayasan Difabelzone, hingga kini terus memghasilkan karya tangan yang mendunia, seperti tas,baju batik, kebaya, taplak meja, boeka, handbag dan lain sebagainya.
Karya karya tangan trampil yang dipajang dan dijual di Gerai Resto Kopi Selarong, tepatnya ada di kawasan jalan raya selarong No 77 Kembang Putihan, RT 03, Guwosari, Panjangan Bantul Daerah Istimewa Jogjakarta . Berbagai olahan kerajinan tangan kaum difabel yang bisa ditemui seperti tas tangan, tas batik, kebaya, baju batik, boneka, taplak meja, aseksoris, kalung, hiasan dindingperabot dari anyaman , figura wadah tissue dan masih banyak lagi.
Ditangan dingin Ketua Komunitas Difabelzone, Lidwina Wurie yang biasa di sapa Wiwin ini, para penyandang difabel memiliki kesempatan untuk berkarya tanpa memandang keterbatasan yang mereka miliki. Bahkan ditangan mereka kini, dapat menghasilkan pendapatan bagi keluarga mereka tanpa mereka tergantung kepada orang lain. Ini merupakan bukti bahwa kaum difabel juga punya semangat juang dan kreativitas yang tinggi untuk berusaha dan bahkan membuka usaha sendiri.
Widwina Wurie, pendiri komunitas difabelzone yang juga pemilik resto dan café kopi selarong, saat ditemui usai memberikan materi kepada para mahasiswa dari akademi kesejahteraan keluarga, pelatihan pembuatan janur, mengatakan, dirinya terpanggil untuk memberdayakan teman teman difabel yang kebanyakan masih usia produktif, agar mereka dapat mandiri berkarya dan memberikan kesempatan bekerja. Dirinya melihat kesempatan bekerja bagi penyandang difabel saat ini juga masih minim. Wiwin panggilan akrab dirinya, menambahkan, hasil karya difabelzone memiliki kulaitas internasional, dan penjualannya pun hingga ke mancanegara.
Dirinya menambahkan, kunjungan dari mancanegarpun pernah mereka terima,dengan tajuk membatik bersama teman teman, yang berasal dari Rotarac Club Of Macau.
Harapan wina, teman teman difabel ini dapat terus berkarya mandiri, dan mampu secara finansial. Penjualan hasil karya difabelzone tidak hanya konvensional saja tetapi melalui media digitalpun terus dikembangkan.
(Olivia Teja)
0 Comments